tag:blogger.com,1999:blog-86179811974013280662024-03-08T13:57:00.610-08:00sexy banget !!!sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-91613135789777337982006-12-23T23:11:00.000-08:002006-12-23T23:12:56.407-08:00Kenikmatan Janda Muda<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(102, 102, 153);"> Nama saya Firman, saya berusia 23 tahun dan saat ini saya<br />kuliah dan bekerja. Cerita ini bermula pada saat saya<br />jalan-jalan dengan teman-teman saya di suatu kawasan di<br />Jakarta yang memang sudah cukup terkenal di kalangan anak<br />muda.<br /><br />Saat saya sedang melintas di jalan Sudirman saya melihat<br />seorang wanita dan saya menghentikan kendaraan saya lalu kami<br />pun berkenalan.<br /><br />Wanita tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun<br />dengan tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dengan ukuran bra<br />sekitar 36 C akhirnya saya menawarkan dia untuk mengantar<br />pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kami jalan pulang<br />tanpa ada apa-apa.<br /><br />Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi saya via HP<br />saya<br />"Hallo, Firman ya?"<br />"Siapa nih?", tanya saya<br />"Nia, masa lupa yang semalam kenalan.."<br />"Oh, iya.. lagi dimana nih."<br />"Lagi di Blok M, kamu ada acara nggak hari ini?"<br />"Ehmm, nggak ada tuh kenapa?", jawab saya<br />"Bisa jemput?"<br />"Ya udah dimana?"<br />"Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00"<br />"Ok"<br /><br />Singkat cerita langsung saya meluncur ke arah Blok M<br /><br />Sesampainya disana kami ngobrol sejenak lalu kami memutuskan<br />untuk pergi.<br />"Mau kemana nih?" tanya saya<br />"Terserah kamu aja.."<br />"Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?"<br />"Ok", jawabnya dengan santai.<br />"Ga takut?", tanya saya<br />"Takut apa?"<br />"Kalo diperkosa gimana?"<br />Tapi dia dengan santainya menjawab, "Ga usah diperkosa juga<br />mau kok.. he.. he.." sambil melirik kearahku dan mencubit<br />manja pinggangku.<br />Kemudian saya bertanya, "Bener nih?"<br />Dia menjawab, "Siapa takut?"<br /><br />Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet<br />yang memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai saya<br />lalu mempersilahkan Nia untuk masuk lalu kami duduk<br />bersebelahan dan saya menggoda dia.<br />"Bener nih nggak takut diperkosa?"<br /><br />Dia malah menjawab, "Mau perkosa aku sekarang?" ujarnya sambil<br />membusungkan dadanya yang montok itu.<br /><br />Aku tidak tahu siapa yang memulai tiba-tiba bibir kami sudah<br />saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di<br />mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau<br />ketinggalan, saya ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas<br />BH nya.<br /><br />Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.<br />"Ahh.. esst.. terus yang..", Nia udah mulai meracau tidak<br />jelas saat lidah saya turun ke dadanya diantara kedua<br />bukitnya.<br />Lidah saya terus menjalar di buah dadanya namun tidak sampai<br />pada pentilnya.<br />Nia mendesah-desah, "Man isep Man ayo Man gue pingin elo isep<br />Man.."<br /><br />Namun aku tidak memperdulikannya dan masih bermain di sekitar<br />pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku<br />membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya.<br />Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya teteknya ke<br />mulutku.<br />"Ayo Man isep Man jangan siksa gue Man.."<br />Akhirnya mulutku menghisap tetek sebelah kirinya sedangkan<br />tangan kanan ku meremas-remas tetek sebelah kanannya.<br />"Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yang keras Man gigit<br />Man ohh..", racaunya.<br />Sambil kusedot teteknya bergantian kiri dan kanan tanganku<br />bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok<br />klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.<br /><br />Nia pun tidak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk<br />celana dalamku sehingga mencuatlah 'adekku' yang sudah berdiri<br />tegak itu dan Nia terpana.<br />"Gila gede banget Man punya elo.."<br />Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam<br />mulutnya yang mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Nia<br />menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai<br />selurh batangnya terjilat olehnya.<br />"Ah.. enak Ni terus Ni" aku pun menahan nikmat yang luar<br />biasa.<br />Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sehingga posisi<br />kami menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir vaginanya<br />Nia mendesah.<br />"Ah.. enak Man esst.. terus Man.."<br />Akhirnya Nia menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh<br />bagian klitorisnya.<br />"Ahh.. Man aku sampai Man.." sambil mulutnya terus mengelum<br />penisku sedotan Niapun semakin cepat dan kuat pada penisku<br />maka aku merasakkan denyut-denyut pada penisku.<br />"Ni, gue juga mau sampai Ni ahh.."<br />"Barengan ya.."<br />Mendengar itu Nia makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati<br />penisku dan akhirnya..<br />"Acchh.. ach..", crot.. crot.. crott.., 8 kali penisku<br />menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya<br />sehingga kamipun keluar secara bersamaan.<br />Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku setelah menjilati<br />seluruh penisku hingga bersih.<br /><br />"Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue<br />kabur..", kata Nia<br />"Emang suami kamu kemana?"<br />"Ga tau tiba-tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue"<br />"Lho kamu dah punya anak?"<br />"Udah umur setahun, Man"<br /><br />Kemudian Nia memeluk saya dengan eratnya. Lalu dia<br />mendongakkan kepalanya ke arah saya, lalu saya cium bibirnya<br />lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu<br />berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Nia memgang<br />kemaluan saya yang masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga<br />secara otomatis 'adikku' langsung berdiri dan mengeras.<br />Kemudian Nia menaiki tubuh saya lalu menjilati habis seluruh<br />tubuh saya mulai dari mulut hingga ujung kaki.<br />"Ach.." desahku sejalan dengan jilatan di tubuhku.<br />Kemudian Nia mengulum penisku terlihat jelas dari atas<br />bagaimana penisku keluar masuk mulutnya yang mungil itu.<br />"Ah. sst.. enak Sayang terus sedot Sayang achh.." desahanku<br />semakin mengeras.<br /><br />Lalu kuputar tubuhku sehingga posisi 69 dengan Nia diatas<br />tubuhku lalu aku menjilati vagina Nia dan kuisep klitoris Nia.<br />"Ahh.. enak Man terus Sayang, aku Sayang kamu achh.." desah<br />Nia meninggi.<br />Kemudian Nia memutar tubuhnya kembali dan dia memegang<br />'adikku' yang sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang<br />vagina setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia.<br />Sehingga perlahan-lahan masuklah penis saya ke liang senggama<br />Nia<br />"Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamu yang" lirih<br />Nia.<br />"Punya kamu juga sempit banget Yang, enak.. ah.." kataku.<br />Perlahan-lahan aku tekan terus penisku ke dalam vaginanya yang<br />sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Nia mulai<br />mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat penis saya<br />seperti disedot-sedot.<br />Nia berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia<br />mengerang.<br />"Ahh.. Sayang aku keluar Yang, ahh.." racaunya.<br /><br />Setelah itu tubuh dia melemas dan memeluk aku namun karena aku<br />sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya<br />tanpa melepas penisku yang ada di dalam vaginanya. Setelah aku<br />berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus<br />menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Nia<br />mengalami orgasme yang ketiga kali dalam waktu yang singkat<br />ini.<br />"Ahh.. Sayang aku keluar lagi Sayang ahh.." Desah Nia.<br />"Kamu lama banget sih Sayang" desah Nia sambil terus<br />menggoyangkan pinggulnya memutar.<br />"Ahh terus Sayang sstt enak Sayang terus.." racaunya.<br />"Iya aku juga enak Sayang terus Sayang ahh.. enak Sayang<br />mentok banget ah.." racauku tak kalah hebatnya.<br /><br />Akhirnya setelah aku menggenjot Nia selama kurang lebih 40<br />menit aku merasakan seperti ada yang mendesak ingin keluar<br />dari bagian penisku.<br />"Sayang, aku mau keluar Sayang"<br />"Mau di dalam atau diluar Sayang?" kataku.<br />"Bentar Sayang aku juga mau keluar lagi nih ahh.." desah Nia.<br />"Di dalem aja Sayang biar aku tambah puas" desah Nia lagi.<br />"Ahh.. sst.. Sayang aku keluar Sayang ahh.." racauku<br />"Barengan Sayang aku juga sampai ah.. ahh.. oh.." desah Nia.<br />"Ahh.. Sayang aku keluar Sayang ahh.. sst.. ohh.." desahku.<br />"Aahh" menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali.<br />"Emmhh.." saat itu juga si Nia mengalami orgasme.<br />"Makasih ya Sayang" kata Nia sambil mencium bibirku mesra.<br /><br />Setelah itu kami langsung membersihkan diri di kamar mandi dan<br />didalam kamar mandi pun kami sempat 'main' lagi ketika kami<br />saling membersihkan punya pasangan kami masing-masing<br />tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au<br />dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku<br />tidak tahan menahan gejolak yang ada maka aku duduk di ws dan<br />Nia duduk di atasku dengan posisi menghadapku dan dia<br />memasukkan kembali penisnya kedalam vaginanya.<br />"Bless.. ahh.. sst.. enak Sayang ahh.." racaunya mulai<br />menikmati permainan.<br /><br />Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dengan posisi seperti<br />itu maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku<br />angkat perlahan tanpa melepas penisku dan aku suruh Nia<br />menungging dengan berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika<br />dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil<br />meremas-remas buah dadanya yang mengayun-ayun.<br />"Ah.. Man aku mau keluar Man.." desahnya.<br />"Man aah..", terasa cairan orgasme Nia kembali membasahi<br />penisku.<br />Karena kondisi Nia yan lemas maka aku memutuskan untuk<br />melepaskan penisku dan Nia melanjutkannya dengan mengulum<br />penisku hingga akhirnya..<br />"Ni aku mau keluar Sayang.. ah..", Sambil kutekan dalam-dalam<br />kepalanya ke arah penisku sehingga terlihat penisku amblas<br />semua ke mulutnya yang mungil itu.<br /><br />Dan ketika Nia menyedot penisku maka.. "Ah.. Ni.." akhirnya<br />aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia<br />menelan semua spermaku tanpa ada yang tumpah dari mulutnya<br />bahkan dia membersihkan penisku dengan menjilati sisa-sisa<br />seluruh sperma yang ada.<br /><br />Setelah itu kami saling membersihkan tubuh kami masing-masing<br />dan kami kembali ke kamar dengan tubuh yang sama-sama<br />telanjang bulat dan kami tiduran sambil berpelukan tanpa<br />sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami dan kami saling<br />mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.<br /><br />Tanpa terasa kami sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam.<br />Maka akhirnya kami mengenakan baju kami masing-masing dan<br />setelah itu aku mengantarkan Nia pulang ke kostannya di daerah<br />Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini<br />diturunkan kami masih sering melakukan hubungan intim.<br /><br /><br />TAMAT </span> </p> <p> </p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-88328787932657580322006-12-23T23:08:00.000-08:002006-12-23T23:10:45.114-08:00Satu Malam<p class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma; color: black;"></span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma; color: black;"></span><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma; color: rgb(0, 51, 102);">Aku berumur 23 tahun, masih single dan kos di suatu rumah di<br />selatan kota J.<br /><br />Sejak aku berumur 18 tahun, aku merasakan bahwa minatku<br />terhadap seks sangat besar. Meski demikian aku tidak pernah<br />berhubungan seks sampai aku berumur 21 tahun, dan kepuasanku<br />hanyalah kudapatkan melalui masturbasi saja. Aku senang<br />mengumpulkan pakaian seksi (luar dalam)..sampai sekarang,<br />karena kuakui tubuhku memang cukup menarik dengan tinggi yang<br />lebih dari wanita lain (172 cm), dan buah dadaku yang<br />merupakan aset utamaku (36B).<br /><br />Aku tak perlu cerita terlalu banyak mengenai kapan pertama<br />kali aku berhubungan seks. Itu terjadi pada saat aku mulai<br />bekerja sebagai sekretaris dan bos-ku adalah seorang yang<br />genit, meskipun sudah berkeluarga. Hal itu terjadi di ruang<br />kerjanya di kantor pada satu Sabtu siang, dan tak kuduga hal<br />itu sangat kunikmati, dan masuknya sebuah benda asing untuk<br />pertama kalinya dalam tubuhku, meski sakit sedikit, namun<br />kurasakan asyik, apalagi aku sering seks 'swalayan', sehingga<br />tak sulit bagiku untuk mengimbangi ayunan tubuh bos-ku itu.<br /><br />Tapi, bukan ini yang akan kuceritakan. Ada peristiwa yang<br />sangat tak terlupakan dalam pengalamanku bermain seks...<br /><br />Pekerjaanku yang sekarang mengharuskan aku banyak pergi ke<br />luar kota. Suatu ketika aku harus pergi ke kota Y, dan<br />kebetulan aku mendapat flight malam hari. Di pesawat, seorang<br />laki-laki sekitar 35 tahunan, cukup tampan dan badannya kekar<br />duduk di sebelahku. Untuk membunuh waktu, kami berkenalan dan<br />mengobrol. Dia seorang insinyur yang juga sedang tugas,<br />namanya Indra. Dia sudah berkeluarga. Dia akan tinggal di<br />rumah saudaranya di Y. Tapi, kuberikan nama hotel tempatku<br />menginap. Di sela-sela obrolan kami, dia sempat menyinggung<br />mengenai penampilanku yang menarik. Memang, saat itu aku<br />memakai T-shirt tipis putih dan jeans hitam, sementara di<br />baliknya kukenakan BH yang setengah cup tanpa tali sehingga<br />terlihat menerawang. Sebenarnya aku membawa jas, tapi tak<br />kupakai. Aku paham matanya berkali-kali melirik payudaraku,<br />tetapi seakan menggoda aku kerap berlagak tak sengaja<br />menyentuhkan ke lengannya saat berbicara. Ketika kami berpisah<br />di bandara, Indra menyalamiku sambil berkata ingin bertemu<br />lagi. Aku mengangguk dan menjawab, "Ya.. kamu telpon aku aja!"<br />Kuakui, aku juga tertarik padanya.<br /><br />Pukul 20.30 setelah aku check-in dalam kamar, aku bersiap<br />untuk mandi, menyalakan air hangat di shower. Ketika aku sudah<br />telanjang bulat dan setengah basah, ada ketukan pada pintu<br />kamar. Dengan handuk melilit tubuh, kuintip melalui 'peeping<br />hole' dan kulihat Indra di sana. Aku agak berdebar-debar,<br />tetapi gembira. Dari dalam kusuruh ia menunggu sebentar<br />sementara aku mencari sebuah gaun.<br /><br />Kubuka pintu, dan masuklah Indra, yang saat itu sudah berganti<br />baju dengan T-shirt hitam dan jeans hitam. Ia tampak lain,<br />lebih muda namun matang. Melihatku menatapnya lama, ia<br />tersenyum dan berkata, "Boleh duduk?". "Silakan," sahutku<br />sambil duduk tepi tempat tidur. Ia ikut duduk di sebelahku dan<br />langsung memegang tanganku. "Mau kubuatkan teh?" tanyaku<br />berbasa basi, padahal aku tahu ia sudah tak kuat menahan diri.<br />Indra menggeleng, "Nggak haus..aku cuma mau ketemu kamu, kok.<br />Aku nggak bisa lupa itu,"katanya sambil menunjuk buah dadaku<br />yang menyembul sedikit dari ujung gaun pendekku. "Masak,<br />sih??" tanyaku genit lalu perlahan berdiri, tapi mendadak<br />sontak dia menarikku kembali ke tempat tidur hingga aku<br />terbaring. 'Ah, mulailah pengalaman terbaruku,'begitu pikirku.<br /><br />Indra menciumi bibirku, melumat-lumat, dan lidahnya<br />bermain-main ganas dalam rongga mulutku, yang tentu saja<br />kubalas dengan panas. Sementara, tangannya mulai memijat-mijat<br />payudaraku, puting susuku kiri kanan, dan tubuhnya menindihku.<br />Aku meregangkan sedikit pahaku, dan terasa penis-nya telah<br />menegang hebat. Di tengah-tengah ciuman hebat, aku menepis<br />tubuhnya dan berdiri di atas ranjang.<br /><br />Kubuka gaunku, hingga kedua payudaraku yang besar dan kenyal<br />itu terbebas. Puting susuku sudah mengeras tanda akupun mulai<br />bernafsu. Indra pun segera meraih turun celana dalamku hingga<br />aku telanjang bulat. Bagai gadis nakal, aku melompat-lompat di<br />atas ranjang, dan menjatuhkan diriku dengan posisi yang sangat<br />merangsang. "Ayo, doong, buka bajumu... Aku gatel banget, nih"<br />godaku.<br /><br />Indra tak bertanya 2 kali, dan langsung melucuti pakaiannya<br />sendiri. Ya ampun, itu kontol besar sekali! Kuperkirakan<br />hampir 20 sentimeter, dan siap menusuk.. Aku cekikikan saat<br />Indra menubruk tubuhku, kembali menciumiku dari mulut, turun<br />ke leher, dan tangannya masih trampil memilin-milin puting<br />susuku yang kian mengeras. Aku merintih nikmat..dan dia terus<br />menelusuri tubuhku dengan lidahnya. Ia memang jagoan..<br />terutama ketika dengan buas menjilati dan mengulum puting<br />susuku. Luar biasa!!!<br /><br />Ketika beberapa menit tangannya telah mengelus-elus jembut dan<br />permukaan memek-ku hingga telah sedikit membasah, kubalikkan<br />tubuhnya dan aku duduk di atasnya. Mulai kujilati telinganya,<br />lalu kupijit puting susunya hingga ia terpejam. Tanganku<br />meraba kontol raksasa di sela-sela pahanya. Terus bibirku<br />turun hingga ke perut, ke bawah lagi menciumi pangkal<br />pahanya...dia menegang dan mengangkat sebelah kakinya.<br />Kepalaku diarahkan langsung ke kontol-nya.. yah, menyerah<br />sajalah aku dengan gembira. Kukulum sedikit ujung kepalanya<br />sambil kumainkan lidahku diatasnya, hingga ia sedikit<br />menggelinjang kegelian. Lalu kumasukkan semua batangnya hingga<br />mencapai tenggorokanku. Kuhisap sedikit-sedikit dan itu<br />membuatnya mengerang.<br /><br />Indra meraih kepalaku, dan kembali lagi kita berciuman hebat<br />dan bermain lidah. Kurasakan kehangatan di antara pahaku,<br />tersentuh kontol-nya. Tangannya terus memilin-milin puting<br />susuku, sampai beberapa menit kemudian aku merasa sangat<br />basah, dan kubaringkan tubuhku ke atas tempat tidur, dan<br />kuregangkan kakiku selebar-lebarnya. Kutepuk-tepuk memekku<br />sambil mengajak," Ayo, sayang, masuk dooong! Kaya'nya aku udah<br />ngga' tahan, nih!" Indra terbahak, mengambil posisi setengah<br />merangkak, memainkan kontolnya sebentar di wajahku,<br />meletakkanya di antara kedua payudaraku dan langsung kujepit<br />dengannya, terus turun, perlahan menuju liang kenikmatan.<br /><br />Saat ujung kepala kontolnya menyentuh permukaan memekku, aku<br />menggelinjang kegirangan, bergoyang2 tak karuan, dan menekan<br />pantat Indra yang sudah tidak bisa bicara lagi, agar kontolnya<br />segera masuk. Blessss!!! Akh, akh, akhhhhh ... ke awang2 aku<br />rasanya.<br /><br />Kugoyangkan pinggulku seirama goyangan Indra. Makin cepat,<br />makin kencang, dan secara bersamaan kami setengah menjerit...<br />Aaaaaaaaggh!!<br /><br />Aku merasakan dan mencium bau cairan yang sangat khas<br />mengaliri dada dan perutku. Betapa indahnya malam ini...<br /><br />Indra tergolek di sampingku kelelahan. Kulirik jam tanganku,<br />pukul 22.00. Aku tersenyum dan membatin, "Aku bisa kerja<br />full-energy besok".<br /><br /><br />TAMAT </span></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-38472892301717553622006-12-23T23:07:00.000-08:002006-12-23T23:08:27.462-08:00Selingkuh Karena Internet@!!<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Ini adalah kisah nyataku, Pertama aku ingin memperkenalkan<br />diri dahulu, aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun,<br />namaku...katakan lisa, tempat tinggalku di semarang, dan sudah<br />setahun menikah, tetapi entah kenapa belum mempunyai anak,<br />walaupun hubungan sex kami (dengan suami) lakukan dengan rutin<br />dan lancar, kehidupan sex kami biasa biasa saja, bahkan<br />cenderung membosankan, karena menurutku kurang bervariasi,<br />tapi aku tidak pernah berselingkuh dengan orang lain selama<br />ini, karena suamiku sangat menyayangi aku bahkan cenderung<br />memanjakanku. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Tapi kesetiaanku ini berakhir sampai tanggal 19<br />Juni 1999 (hari Sabtu). Hal ini dimulai dengan perkenalanku<br />dengan dunia internet sejak sebulan yang lalu. Secara rinci<br />aku tidak menjelaskan bagaimana aku belajar internet, tetapi<br />sampai suatu waktu aku berkenalan dengan seorang cowok dalam<br />acara chatting di web idola. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Ketika ini aku sedang belajar tentang bagaimana untuk ber<br />chatting di internet, temanku mengajari aku untuk masuk ke web<br />idola, lalu masuk ke forum chattingnya. Ketika aku sudah masuk<br />ke forum, ada yang mengirimi aku private message, ternyata<br />seorang cowok yang berusia 30 tahun, berkeluarga, juga belum<br />mempunyai anak, namanya...katakan andy, berasal dari jakarta,<br />bekerja di sebuah perusahaan asing yang sedang mengerjakan<br />sebuah proyek maintenance jalan KA (jakarta-surabaya), tetapi<br />perusahaan itu mempunyai kantor cabang di cirebon dan<br />semarang, hingga andy sering melakukan tugas meninjau kantor<br />cabangnya, termasuk di semarang. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Setelah kami berkenalan lewat<br />chatting, lalu dia juga kadang kadang menelepon (dari<br />jakarta)...mungkin pakai telepon kantor, tetapi kami belum<br />pernah bertemu muka, sampai pada tgl 16 juni 1999 andy<br />menelepon aku, dan mengatakan bahwa dia sedang berada di<br />semarang untuk urusan kerja dan menawari aku untuk berkenalan<br />dan bertemu muka. Pertama kali aku ditawari begitu, aku agak<br />bingung, karena hal seperti ini adalah sangat baru bagiku,<br />sudah mengenal seseorang, tapi belum pernah bertemu, dan<br />sekarang akan bertemu orang tsb. Tapi akhirnya aku menyetujui<br />dan akhirnya kita membuat janji untuk bertemu pada hari sabtu<br />pagi (karena kantor andy libur, hingga andy mempunyai waktu<br />untuk bertemu). Kita menetapkan tempat bertemunya di lobby<br />hotel graha santika (tempat andy menginap) jam 9 pagi. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Pada hari dan jam yang sudah kita tentukan, aku datang kesana<br />sendirian, karena suamiku masih bekerja di perusahaannya<br />(perusahaan tempat suamiku bekerja tidak libur pada hari<br />sabtu), tetapi sampai disana aku tidak menjumpai andy,<br />akhirnya aku bertanya ke bagian reception, dan menanyakan<br />apakah ada tamu bernama andy dari jakarta, setelah di check,<br />ternyata ada, dan aku diberi tahu no kamarnya. Akhirnya aku<br />telepon ke kamarnya, dan andy mengangkat telepon, aku<br />menanyakan apakah dia lupa dengan janji bertemunya, andy<br />menjawab bahwa dia tidak lupa, tetapi karena semalam dia harus<br />bekerja menemani tamu sampai larut malam, akhirnya dia<br />terlambat bangun, bahkan sekarang belum mandi. Aku dapat<br />memakluminya, tetapi aku bingung apakah aku harus menunggu di<br />lobby sampai dia selesai mandi, dsb, atau harus bagaimana,<br />akhirnya andy menawarkan bila aku tidak keberatan, aku dapat<br />naik ke kamarnya dan menunggu di ruang tamu di kamarnya<br />(ternyata kamarnya mempunyai ruang tamu sendiri, semacam suite<br />room atau apa aku tidak menanyakan), aku agak bingung juga,<br />tapi akhirnya aku menyetujui untuk naik ke kamarnya. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Sesampai didepan kamarnya, aku pencet bel, lalu tidak lama<br />kemudian andy membuka pintu. Ternyata andy mempunyai wajah<br />yang ganteng sekali, dan tubuhnya juga sangat macho, setelah<br />kita ber basa basi diruang tamu kamarnya, andy bilang permisi<br />untuk mandi sebentar dan mempersilahkan aku untuk main<br />komputernya (dia membawa komputer kecil...notebook..?), dia<br />bahkan membantu aku untuk meng connect kan ke internet, lalu<br />andy meninggalkanku untuk mandi. Setelah aku sendirian, aku<br />mencoba untuk masuk ke web untuk chatting, tetapi entah kenapa<br />kok tidak bisa masuk web tsb, setengah teriak aku menanyakan<br />ke andy, dan andy menjawab mungkin web tsb lagi down, dan andy<br />menyarankan untuk mencoba saja web yang lain, caranya lihat di<br />historynya (aku tidak mengerti artinya..), tetapi karena aku<br />tidak punya kerjaan, aku mencoba bagaimana caranya untuk<br />membuka historynya (itupun dengan cara saling teriak dengan<br />andy), sampai akhirnya aku dengan tidak sengaja membuka web,<br />ini yang pertama aku membuka cerita seru, ternyata isinya<br />adalah cerita cerita sex dengan bahasa indonesia, lalu aku<br />mencatat alamat webnya, dengan pertimbangan mungkin aku akan<br />buka lagi di rumah. Lalu aku mulai membaca cerita cerita yang<br />ditampilkan, terus terang aku mulai terangsang karena membaca<br />cerita sex tsb, aku merasa celana dalamku mulai lembab karena<br />vaginaku mulai basah. Sampai akhirnya andy selesai mandi, dan<br />keluar menemuiku. Pertama dia kaget melihat aku sedang membaca<br />web cerita seru, akupun sangat malu melihat dia memergoki aku<br />sedang membaca cerita seru, dan segera aku men disconnect<br />komputernya ke internet dan menutup layar web cerita seru tsb,<br />tetapi karena andy sudah terlanjur melihat aku membaca cerita<br />seru, setelah beberapa waktu dia diam, akhirnya dia tertawa<br />dan menanyakanku apakah aku pernah masuk ke web tsb, aku<br />dengan malu malu menjawab belum. Andy bertanya lagi, bagaimana<br />ceritanya..?, aku bingung menjawabnya..sampai andy tertawa<br />lagi..kali ini sampai terpingkal pingkal...akhirnya aku juga<br />ikut tertawa. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Setelah suasananya agak mencair, kami mulai ngobrol lagi,<br />tentu dengan topik internet, ternyata andy sangat menguasai<br />internet, hingga aku dijelaskan banyak mengenai dunia<br />internet, baru aku tahu bahwa internet tidak hanya digunakan<br />untuk chatting dan kirim e mail saja, ternyata sangat banyak<br />manfaatnya. Bahkan andy menjelaskan bahwa di internet kita<br />dapat membuka web...dewasa, misalnya cerita seru, dan web yang<br />menampilkan gambar gambar....sex, aku agak penasaran dengan<br />penjelasannya yang terakhir, dan rupanya andy mengetahui<br />keingin tahuan ku, lalu dia menawarkan untuk mencoba<br />penjelasannya dengan membuka web web dewasa tsb, rupanya<br />komputer andy mempunyai satu bagian..(favourite..?), yang<br />isinya adalah alamat web web dewasa, hingga kita tidak perlu<br />tiap kali menuliskan melalui keyboard, setelah andy membuka<br />web porno tsb, aku sangat kaget, karena isinya adalah gambar<br />sepasang cowok-cewek sedang berhubungan sex, terus terang aku<br />baru pertama kali melihat gambar gambar semacam itu, hingga<br />aku sangat malu dan tidak tahu harus bagaimana..., tapi<br />sejujurnya aku mulai terangsang dengan melihat gambar tsb,<br />tetapi kemudian andy mengganti web tsb dengan web lain yang<br />isinya juga tentang orang berhubungan sex, tetapi yang<br />ditampilkan adalah film (movie), ini juga pertama kali aku<br />melihat film orang bermain sex, ternyata film film semacam itu<br />juga sama dengan blue film (kata andy)..sejujurnya aku belum<br />pernah melihat blue film, melihat cewek mencium bahkan<br />mengulum penis sampai mengeluarkan sperma.., dan cowok<br />menciumi vagina cewek.... </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Aku mulai merasa panas dingin melihat nya, mungkin aku mulai<br />terangsang berat, dan entah bagaimana dan kapan mulainya<br />ternyata andy sudah memelukku dan mulai meraba payudaraku,<br />pertama aku ingin berontak, karena aku merasa ini tidak boleh,<br />tetapi entah bagaimana aku tidak bisa melakukan apa apa, aku<br />diam saja bahkan menikmati perlakuannya, sampai tangan andy<br />mulai menjelajah turun ke vagina ku, aku merasa celana dalamku<br />sangat basah, andy lalu mulai membuka pakaianku, entah<br />bagaimana aku diam saja, hingga aku sekarang hanya memakai<br />celana dalam dan BH, lalu aku ditarik masuk ke kamarnya dan<br />aku ditidurkan di tempat tidurnya yang besar, disini andy<br />mulai menciumi bibirku, terasa sangat hangat, tangan andy<br />tidak berhenti memainkan payudara dan vaginaku, hingga aku<br />merasa sangat terangsang sekali, lalu andy mulai membuka BH<br />dan celana dalamku, dan mulai menciumi puting payudaraku, aku<br />sudah pasrah dengan perlakuannya, dan sudah setengah sadar<br />dengan apa yang dia lakukan, karena aku sudah sangat<br />terangsang sekali, sampai ketika dia mulai menciumi vaginaku,<br />aku merasakan hal yang sangat enak sekali (suamiku belum<br />pernah menciumi vaginaku), aku merasa ada sesuatu yang akan<br />meledak dari dalam vaginaku, sampai ketika aku membuka mata,<br />ternyata andy sedang membuka pakaian nya sampai dia telanjang<br />bulat, ternyata andy mempunyai penis yang besar sekali,<br />mungkin sekitar 18 - 20 cm, dengan bulu yang lebat, lalu andy<br />mendekatkan penis di mulutku, sambil dia melanjutkan menciumi<br />vaginaku. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Aku mengerti dengan keinginannya, karena aku baru<br />melihat di web porno tadi, ada yang saling menciumi penis dan<br />vagina dengan posisi cewek diatas mengulum penis, dan cowok<br />dibawah menciumi vagina. Walaupun aku belum pernah melakukan<br />hal tsb, tetapi karena aku sangat terangsang dan juga setengah<br />sadar, aku masuk kan penis andy kedalam mulutku, terasa sangat<br />susah karena penis andy besar sekali, tetapi aku berusaha<br />meniru cara mengulum penis (seperti di web), dan ternyata andy<br />mulai terangsang dengan kulumanku, aku merasakan penisnya<br />mulai mengeras. Sampai suatu saat andy melepaskan penisnya dan<br />membalikkan posisinya hingga penisnya tepat berada didepan<br />vaginaku dan andy mulai menekan penisnya kedalam vaginaku, aku<br />merasakan hal yang sangat enak sekali, yang belum pernah aku<br />rasakan dengan suamiku, ketika andy mulai mengocok penisnya<br />(mungkin karena penisnya sangat besar), setelah beberapa waktu<br />andy mengajak untuk berganti posisi (aku belum pernah<br />berhubungan sex dengan berganti posisi, biasanya dengan<br />suamiku aku hanya berhubungan secara biasa saja), andy<br />menyuruh aku tengkurap setengah merangkak, dan dia lalu<br />memasukkan penisnya dari belakang, ternyata posisi ini sangat<br />merangsang aku, hingga dari vaginaku terasa ada yang<br />meledak..(inikah orgasme..?), setelah sekian waktu andy belum<br />juga mengeluarkan sperma, andy lalu mencabut penisnya lagi dan<br />menyuruhku untuk duduk dan dia memasukkan penisnya dari bawah,<br />posisi ini kurang enak buat aku, karena terasa sakit diperut,<br />ada yang terasa menyodok perutku, untung posisi ini tidak<br />berlangsung lama, karena andy akan mengeluarkan sperma, andy<br />lalu mencabut penisnya dan mengocok penisnya sendiri didepan<br />mukaku, sampai ketika dia memuncratkan spermanya, aku tidak<br />sempat mengelak, hingga spermanya muncrat mengenai mukaku,<br />bahkan ada yang masuk ke mulutku, terasa asin, aku bingung<br />sekali ketika andy memintaku untuk menyedot penisnya, aku agak<br />jijik, tetapi aku pikir sudah kepalang basah, dan aku ingin<br />merasakan bagaimana rasanya menyedot penis yang sedang<br />mengeluarkan sperma, lalu aku akhirnya menyedot penisnya,<br />terasa ada sesuatu yang kental masuk kedalam mulutku, rasanya<br />asin, dan ternyata aku menyedotnya terlalu keras, hingga andy<br />mendesis desis...entah keenakan atau kesakitan.., sampai<br />akhirnya penisnya mengecil... </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Setelah aku membuang spermanya dari mulutku ke tissue, aku<br />terlentang sambil beristirahat, ternyata andy langsung mulai<br />menciumi vaginaku lagi, sampai aku merasa orgasme<br />lagi...ternyata rasanya enak sekali bila vagina diciumi,<br />setelah selesai kami berdua masuk kamar mandi untuk<br />membersihkan sperma dimukaku dan mencuci vaginaku, andy juga<br />mencuci penisnya. Ini adalah pertama kali aku berselingkuh<br />dalam perkawinanku, aku merasa berdosa terhadap suamiku,<br />tetapi bagaimanapun telah terjadi, dan aku tidak ingin suamiku<br />mengetahui rahasiaku.<br /><br />TAMAT </span></p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-10865152453090099582006-12-23T23:06:00.000-08:002006-12-23T23:07:15.447-08:00Reni yg Hot !!<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Aku sekedar ingin berbagi pengalaman ketika aku making love<br />dengan temanku bernama Reni. Ia adalah tema kuliahku yang<br />berkulit putih mulus serta sexy sekali. Sebenarnya sudah cukup<br />lama aku sangat tertarik dengan bodynya.Kalau melihat dia, aku<br />sering bayangkan betapa asyiknya jika making love dengannya.<br /><br />Suatu ketika aku berkunjung ke rumahnya, kebetulan saat itu<br />rumahnya sedang kosong. Ketika aku diajak masuk, aku nggak<br />ngira kalau dia lagi nyetel VCD. Aku kemudian diajak nonton<br />bareng. Ternyata disetel adalah film BF. Kulihat dia cukup<br />menikmati tontonan tersebut. Beberapa saat kemudian secara<br />nggak sadar ia mengelus elus pahaku dan terus naik ke barangku<br />yang sudah tegang lihat adegan di TV. Ia terus mengelus elus<br />barangku.<br /><br />Akhirnya aku jadi nggak sabar, kupelorotkan aja celanaku. Ia<br />tampak girang melihat barang ku yang sudah berdiri tegak<br />dengan gagah. Ia Tampak bernafsu dan langsung mengelus-elus<br />barangku, serta menciumi kemaluanku.<br /><br />Aku jadi tambah nggak sabar, langsuang saja kujejalkan<br />kemaluanku kemulutnya. Ternyata ia menyambutnya dan dengan<br />canggih sekali ia mainkan barangku di mulutnya. Aku<br />benar-benar nggak ngira kalau dia ahli sekali melakukan oral<br />sex dan kuakui bahwa permainan mulutnya cukup hebat. Ia<br />demikian ahli mengombinasikan antara hisapan, gigitan serta<br />jilatan.<br /><br />Aku merasakan sangat kenikmatana yang luar biasa. Dan ia<br />tampaknya semakin bersemangat ketika aku juga merespon dengan<br />mengenjot kemaluanku di mulutnya. Bahkan ketika aku mencoba<br />untuk mencabutnya, ia berusaha mencegahnya, sehingga<br />kemaluanku tidak bisa lepas dari mulutnya. Bukan hanya batang<br />kemaluanku saja yang dimainin. Bijikupun kadang-kadang<br />dikulum-kulum sambil sesekali digigit-gigit.<br /><br />Akh..... luar biasa sekali. Sambil menggigit bijiku, batang<br />kemaluanku dileus-elus serta diremas-remas. Dan ketika aku<br />sudah nggak tahan lagi, tampaknya ia tahu dan langsung batang<br />kemaluanku kembali dimasukkan ke mulutnya dan memperhebat<br />kuluman serta sedotannya.<br /><br />Akhirnya aku benar-benar nggak tahan dan bermasuk mencabut<br />dari mulutnya. Tapi rupanya ia nggak rela kemaluanku keluar<br />dari mulutnya, sehingga spermaku keluar di mulutnya.<br />Ahhh....benar-benar kurasa nikmat ketika spermaku tertumpah<br />keluar. Ia tampak gembira sekali dengan keluarnya spermaku. Ia<br />sedot semua spermaku seakan-akan nggak rela spermaku tertumpah<br />denga percuma. Namun karena aku mengeluarkan sperma cukup<br />banyak sehingga sebagian keluar menetes dimulutnya. Reni<br />mengusap spermaku yang keluar dari mulutnya dengan tangannya,<br />kemudian menjilati tangannya yang belepotan spermaku. "Ah...<br />San punyamu enak sekali".<br /><br />Rupanya Reni belum puas dengan permainan awal tersebut. Ia<br />kembali menjilati kemaluanku, sehingga dalam waktu singkat<br />kemaluanku kembali tegang. Ia tampak gembira sekali. Namun<br />untuk kali ini aku juga ingin merasakan vaginanya. Langsung<br />aja aku telanjangi dia, sehingga tubuhnya yang mulus<br />terpampang di depanku. Aku terkagum dengan bodynya yang<br />aduhai. Payudaranya cukup besar dan kencang, sedangkan<br />bulu-bulu kemaluannya cukup lebat menutupi vaginanya. Langsung<br />aku buka lebar-lebar kedua pahanya, dan aku tancapkan<br />kemaluanku. .......AHHH..........."ia menjerit kecil ketika<br />kemaluan menancap sebagian. Aku masih nggak puas karena baru<br />sebagian yang masuk, sehingga aku tancapkan lebih dalam lagi.<br />Reni benar-benar kelojotan ketika kemaluanku mulai<br />merojok-rojok kemaluannya dengan dengan hebat. Ia berusaha<br />mengimbangi dengan goyang-goyangnya yang menurutku luar biasa<br />sekali, sehingga aku merasa kan seakan-akan kemaluanku<br />diplintir-plintir.<br /><br />"........ah.....ah.....ah......" Ia terus mengerang-ngerang<br />ketika genjotan kemaluanku semakin kuperhebat, hingga<br />tiba-tiba ia menggerang dengan hebat, dan kemudian lemas, dan<br />tampak kelelahan. Aku tahu ia sudah orgasme. Tapi aku nggak<br />perduli. Bahkan aku memperhebat genjotanku. Dan ketika aku<br />sudah mulai merasakan akan keluar, segera kucabut kemaluanku<br />dan kembali kujejalkan ke mulutnya. Reni tampak senang sekali,<br />ketika untuk kedua kalinya spermaku tertumpah dimulutnya. Dan<br />untuk kedua kalinya pula ia hisap habis spermaku.<br /><br />TAMAT </span></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-45632816329953392902006-12-23T23:05:00.000-08:002006-12-23T23:06:23.759-08:00Perawan Nina<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Sudah merupakan rutinitas jika dalam liburan panjang Aku<br />menginap dirumah Om Bagas dan Tante Rita di Jakarta. Karena<br />kebetulan juga, tempat kerjaku adalah di sebuah sekolah<br />terkenal di Manado. Jadi, kalau pas liburan panjang, otomatis<br />aku juga libur kerja. Tapi sudah sekitar 6 tahun Aku tak<br />pernah lagi liburan ke Jakarta karena sibuk mengurusi kerjaan<br />yang menumpuk. Baru pada tahun 2002 lalu Aku bisa merasakan<br />nikmatnya liburan panjang. Rumah Om Bagas bisa digolongkan<br />pada rumah mewah yang besar. Walaupun begitu, rumahnya sangat<br />nyaman. Itulah sebabnya aku senang sekali bisa liburan ke<br />sana. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Aku tiba di rumah Om Bagas pada pukul 22.00. karena kelelahan<br />aku langsung tidur pulas. Besok paginya, aku langsung disambut<br />oleh hangatnya nasi goreng untuk sarapan pagi. Dan yang bikin<br />aku kaget, heran bercampur kagum, ada sosok gadis yang dulunya<br />masih kelas 4 SD, tapi kini sudah tumbuh menjadi remaja yang<br />cantik jelita. Namanya Nina. Kulitnya yang putih, matanya yang<br />jernih, serta tubuhnya yang indah dan seksi, mengusik mataku<br />yang nakal.<br />"Hallo Kak..! Sorry, tadi malam Nina kecapean jadi tidak<br />menjemput kakak. Silahkan di makan nasi gorengnya, ini Nina<br />buat khusus dan spesial buat Kakak." Katanya sembari<br />menebarkan senyumnya yang indah. Aku langsung terpana.<br />"Ini benar Nina yang dulu, yang masih ingusan?" Kataku sambil<br />ngeledek.<br />"Ia, Nina siapa lagi! Tapi udah enggak ingusan lagi, khan?"<br />katanya sambil mencibir.<br />"Wah..! Udah lama enggak ketemu, enggak taunya udah gede.<br />Tentu udah punya pacar, ya? sekarang kelas berapa?" tanyaku.<br />"Pacar? Masih belum dikasih pacaran sama Papa. Katanya masih<br />kecil. Tapi sekarang Nina udah naik kelas dua SMA, lho! Khan<br />udah gede?" jawabnya sambil bernada protes terhadap papanya.<br />"Emang Nina udah siap pacaran?" tanyaku.<br />Nina menjawab dengan enteng sambil melahap nasi goreng.<br />"Belum mau sih..! Eh ngomong-ngomong nasinya dimakan, dong.<br />Sayang, kan! Udah dibuat tapi hanya dipelototin."<br />Aku langsung mengambil piring dan ber-sarapan pagi dengan<br />gadis cantik itu. Selama sarapan, mataku tak pernah lepas<br />memandangi gadis cantik yang duduk didepanku ini.<br />"Mama dan Papa kemana? koq enggak sarapan bareng?" tanyaku<br />sambil celingak-celinguk ke kiri dan ke nanan.<br />Nina langsung menjawab, "Oh iya, hampir lupa. Tadi Mama nitip<br />surat ini buat kakak. Katanya ada urusan mendadak".<br />Nina langsung menyerahkan selembar kertas yang ditulis dengan<br />tangan. Aku langsung membaca surat itu. Isi surat itu<br />mengatakan bahwa Om Bagas dan Tante Rita ada urusan Kantor di<br />Surabaya selama seminggu. Jadi mereka menitipkan Nina<br />kepadaku. Dengan kata lain Aku kebagian jaga rumah dan menjaga<br />Nina selama seminggu.<br />"Emangnya kamu udah biasa ditinggal kayak gini, Nin?" tanyaku<br />setelah membaca surat itu.<br />"Wah, Kak! seminggu itu cepat. Pernah Nina ditinggal sebulan"<br />jawabnya.<br />"Oke deh! sekarang kakak yang jaga Nina selama seminggu.<br />Apapun yang Nina Mau bilang saja sama kakak. Oke?" kataku.<br />"Oke, deh! sekarang tugas kakak pertama, antarkan Nina<br />jalan-jalan ke Mall. Boleh, Kak?" Nina memohon kepadaku.<br />"Oh, boleh sekali. Sekarang aja kita berangkat!" setelah itu<br />kami beres-beres dan langsung menuju Mall. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Siang itu Nina kelihatan cantik sekali dengan celana Jeans<br />Ketat dan kaos oblong ketat berwarna merah muda. Semua serba<br />ketat. Seakan memamerkan tubuhnya yang seksi.<br />Pulang Jalan-jalan pukul 19. 00 malam, Nina kecapean. Dia<br />langsung pergi mandi dan bilang mau istirahat alias tidur. Aku<br />yang biasa tidur larut pergi ke ruang TV dan menonton acara<br />TV. Bosan menonton acara TV yang kurang menyenangkan, Aku<br />teringat akan VCD Porno yang Aku bawa dari Manado. Sambil<br />memastikan Nina kalau sudah tidur, Aku memutar Film Porno yang<br />Aku bawa itu. Lumayan, bisa menghilangkan ketegangan akibat<br />melihat bodinya Nina tadi siang.<br />Karena keasyikan nonton, Aku tak menyadari Nina udah sekitar<br />20 menit menyaksikan Aku Menonton Film itu.<br />Tiba-tiba, "Akh..! Nina memekik ketika di layar TV terlihat<br />adegan seorang laki-laki memasukkan penisnya ke vagina seorang<br />perempuan. Tentu saja Aku pucat mendengar suara Nina dari arah<br />belakang. Langsung aja Aku matikan VCD itu.<br />"Nin, kamu udah lama disitu?" tanyaku gugup.<br />"Kak, tadi Nina mau pipis tapi Nina dengar ada suara desahan<br />jadi Nina kemari" jawabnya polos.<br />"Kakak ndak usah takut, Nina enggak apa-apa koq. Kebetulan<br />Nina pernah dengar cerita dari teman kalo Film Porno itu<br />asyik. Dan ternyata benar juga. Cuma tadi Nina kaget ada tikus<br />lewat". Jawab Nina. Aku langsung lega.<br />"Jadi Nina mau nonton juga?" pelan-pelan muncul juga otak<br />terorisku.<br />"Wah, mau sekali Kak!" Langsung aja ku ajak Nina menonton film<br />itu dari awal.<br />Selama menonton Nina terlihat meresapi setiap adegan itu.<br />Perlahan namun pasti Aku dekati Nina dan duduk tepat<br />disampingnya.<br />"Iseng-iseng kutanya padanya "Nina pernah melakukan adegan<br />begituan?" Nina langsung menjawab tapi tetap matanya tertuju<br />pada TV.<br />"Pacaran aja belum apalagi adegan begini."<br />"Mau ndak kakak ajarin yang kayak begituan. Aysik, lho! Nina<br />akan rasakan kenikmatan surga. Lihat aja cewek yang di TV itu.<br />Dia kelihatannya sangat menikmati adegan itu. Mau ndak?"<br />Tanyaku spontan.<br />"Emang kakak pandai dalam hal begituan?" tanya Nina menantang.<br /><br />"Ee..! nantang, nih?" Aku langsung memeluk Nina dari samping.<br />Eh, Nina diam aja. Terasa sekali nafasnya mulau memburu tanda<br />Dia mulai terangsang dengan Film itu.<br />Aku tak melepaskan dekapanku dan Sayup-sayup terdengar Nina<br />mendesah sambil membisikkan, "Kak, ajari Nina dong!". Aku<br />seperti disambar petir.<br />"Yang benar, nih?" tanyaku memastikan. Mendengar itu Nina<br />langsung melumat bibirku dengan lembut. Aku membiarkan Dia<br />memainkan bibirku. Kemudian Nina melepas lumatannya.<br />"Nina serius Kak. Nina udah terangsang banget, nih!" Mendengar<br />itu, aku langsung tak menyia-nyiakan kesempatan. Aku langsung<br />melumat bibir indah milik Nina. Nina menyambut dengan lumatan<br />yang lembut.<br />Tiga menit kemudian entah siapa yag memulai, kami berdua telah<br />melepaskan pakaian kami satu persatu sampai tak ada sehelai<br />benangpun melilit tubuh kami. Ternyata Nina lebih cantik jika<br />dilihat dalam kondisi telanjang bulat. Aku mengamati setiap<br />lekuk tubuh Nina dengan mataku yang jelalatan dari ujung<br />rambut sampai ujung kaki. Sempurna. Nina memiliki tubuh yang<br />sempurna untuk gadis seumur dia. Susunya yang montok dan padat<br />berisi, belum pernah tersentuh oleh tangan pria manapun.<br />"Koq Cuma dilihat?" Lamunanku buyar oleh kata-kata Nina itu.<br />Merasa tertantang oleh kata-katanya, Aku langsung membaringkan<br />Nina di Sofa dan mulai melumat bibirnya kembali sambil<br />tanganku dengan lembutnya meremas-remas susunya Nina yang<br />montok itu. Nina mulai mendesah-desah tak karuan.<br />Tak puas hanya meremas, semenit kemudian sambil tetap<br />meremas-remas, Aku menghisap puting susu yang berwarna merah<br />muda kecoklatan itu, bergantian kiri dan kanan.<br />"Oh.. Kak.. Kak..! Enak se.. ka.. li.. oh..!" desah Nina yang<br />membakar gairahku. Jilatanku turun ke perut dan pusar, lalu<br />turun terus sampai ke gundukan kecil milik Nina yang ditumbuhi<br />bulu-bulu halus yang masih sedikit.<br />"Ah.. Geli sekali, Kak.. Oh.. nikmat..!" desah Nina waktu Aku<br />jilat Kelentitnya yang mulai mengeras karena rangsangan hebat<br />yang aku ciptakan. Tanganku tak pernah lepas dari Susu Nina<br />yang montok itu. Tiba-tiba, Nina memekik dan melenguh tertahan<br />sambil mengeluarkan cairan vagina yang banyak sekali.<br />"Akh.. ah.. oh.. e.. nak.. Kak.. oh..!" Itulah orgasme<br />pertamanya. Aku langsung menelan seluruh cairan itu. Rasanya<br />gurih dan nikmat.<br />"Gimana Enak, Nin?" tanyaku sambil mencubit putting susunya.<br />"Wah, Kak! Nikmat sekali. Rasanya Nina terbang ke surga."<br />Jawabnya sambil meraih baju dalamnya. Melihat itu, Aku<br />langsung mencegahnya.<br />"Tunggu, Masih ada yang lebih nikmat lagi." Kataku.<br />"Sekarang kakak mau ajarin Nina yang kayak begitu" sambil<br />menunjuk adegan di TV dimana serang perempuan yang sedang<br />menghisap penis laki-laki.<br />"Gimana, mau?" Tanyaku menantang.<br />"Oke deh!" Nina menjawab dan langsung meraih penisku yang<br />masih tertidur. Nina mengocok perlahan penisku itu seperti<br />yang ada di TV. Lalu dengan malu-malu Dia memasukkannya ke<br />mulutnya yang hangat sambil menyedot-nyedot dengan lembut.<br />Mendapat perlakuan demikian langsung aja penis ku bangun.<br />Terasa nikmat sekali diperlakukan demikian. Aku menahan Air<br />maniku yang mau keluar. Karena belum saatnya. Setelah kurang<br />lebih 15 menit diemut dan dibelai olah tangan halus Nina,<br />penisku udah siap tempur.<br />"Nah sekarang pelajaran yang terakhir" Kataku. Nina menurut<br />aja waktu Aku angkat Dia dan membaringkan di atas karpet. Nina<br />juga diam waktu Aku mengesek-gesek penisku di mulut vaginanya<br />yang masih perawan itu. Karena udah kering lagi, Aku kembali<br />menjilat kelentit Nina sampai Vaginanya banjir lagi dengan<br />cairan surga. Nina hanya pasrah saja ketika Aku memasukkan<br />penisku ke dalam vaginanya.<br />"Ah.. Sakit, Kak.. oh.. Kak..!" jerit Nina ketika kepala<br />penisku menerobos masuk. Dengan lembut Aku melumat bibirnya<br />supaya Nina tenang. Setelah itu kembali Aku menekan pinggulku.<br /><br />"Oh.. Nina.. sempit sekali.. Kamu memang masih perawan, oh..!"<br />Nina hanya memejamkan mata sambil menahan rasa sakit di<br />vaginanya.<br />Setelah berjuang dengan susah payah, Bless..!<br />"Akh.. Kak.. sakit..!" Nina memekik tertahan ketika Aku<br />berhasil mencoblos keperawanannya dengan penisku. Terus saja<br />Aku tekan sampai mentok, lalu Aku memeluk erat Nina dan<br />berusaha menenangkan Dia dengan lumatan-lumatan serta<br />remasan-remasan yang lembut di payudaranya. Setelah tenang,<br />Aku langsung menggenjot Nina dengan seluruh kemampuanku.<br />"Oh.. e.. oo.. hh.., ss.. ah..!" Nina mendesah tanpa arti.<br />Kepalanya kekanan-kekiri menahan nikmat. Nafasnya mulai<br />memburu. Tanganku tak pernah lepas dari payudara yang sejak<br />tadi keremas-remas terus. Karena masih rapat sekali, penisku<br />terasa seperti di remas-remas oleh vaginanya Nina,<br />"Oh.. Nin, enak sekali vaginamu ini, oh..!" Aku mendesah<br />nikmat.<br />"Gimana, enak? nikmat?" tanyaku sambil terus menggenjot Nina.<br />"enak.. sekali, Kak.. oh.. nikmat. Te.. rus.. terus, Kak..<br />oh..!" Desah Nina.<br />Setelah kurang lebih 25 menit Aku menggenjot Nina, tiba-tiba<br />Nina mengejang.<br />"K.. Kak..! Nina udah enggak tahan. Nina mau pi.. piss..<br />oh..!" Kata Nina sambil tersengal-sengal.<br />"Sabar, Nin! Kita keluarkan Bersama-sama, yah! Satu.." Aku<br />semakin mempercepat gerakan pinggulku.<br />"Dua.., Ti.. nggak.. oh.. yess..!" Aku Menyemburkan Spermaku,<br />croot.. croot.. croott..! Dan bersamaan dengan itu Nina juga<br />mengalami orgasme.<br />"Akh.. oh.. yess..!" Nina menyiram kepala penisku dengan<br />cairan orgasmenya. Terasa hangat sekali dan nikmat. Kami<br />saling berpelukan menikmati indahnya orgasme. Setelah penisku<br />menciut di dalam vagina Nina, aku mencabutya. Dan langsung<br />terbaring di samping Nina. Kulihat Nina masih<br />tersengal-sengal. Sambil tersenyum puas, Aku mengecup dahi<br />Nina dan berkata<br />"Thank's Nina! Kamu telah memberikan harta berhargamu kepada<br />kakak. Kamu menyesal?" Sambil tersenyum Nina menggelengkan<br />kepalanya dan berkata,<br />"Kakak hebat. Nina bisa belajar banyak tentang Sex malam ini.<br />Dan Nina Serahkan mahkota Nina karena Nina percaya kakak<br />menyayangi Nina. Kakak tak akan ninggalin Nina. Thank's ya<br />Kak! Yang tadi itu nikmat sekali. Rasanya seperti di surga."<br />Kemudian kami membenahi diri dan membersihkan darah perawan<br />Nina yang berceceran di karpet. Masih memakai BH dan celana<br />dalam, Nina minta Aku memandikan Dia seperti yang Aku lakukan<br />sekitar enam tahun yang lalu. Aku menuruti kemauannya. Dan<br />kamipun madi bareng malam itu. Sementara mandi, pikiran<br />ngereskupun muncul lagi ketika melihat payudara Nina yang<br />mengkilat kena air dari shower. Langsung aja kupeluk Nina dari<br />belakang sambil kuremas payudaranya.<br />"Mau lagi nih..!" Kata Nina menggoda. Birahiku langsung naik<br />digoda begitu.<br />"Tapi di tempat tidur aja, Kak. Nina capek berdiri" kata Nina<br />berbisik. Aku langsung menggendong Nina ke tempat tidurnya dan<br />menggenjot Nina di sana. Kembali kami merasakan nikmatnya<br />surga dunia malam itu. Setelah itu kami kelelahan dan langsung<br />tertidur pulas.<br />Pagi harinya, aku bangun dan Nina tak ada disampingku. Aku<br />mencari-cari tak tahunya ada di dapur sedang menyiapkan<br />sarapan pagi. Maklum tak ada pembantu. Kulihat Nina hanya<br />memakai kaos oblong dan celana dalam saja. Pantatnya yang<br />aduhai, sangat elok dilihat dari belakang. Aku langsung<br />menerjang Nina dari belakang sambil mengecup leher putihnya<br />yang indah. Nina kaget dan langsung memutar badannya. Aku<br />langsung mengecup bibir sensualnya.<br />"Wah.. orang ini enggak ada puasnya..!" kata Nina Menggoda.<br />Langsung saja kucumbu Nina di dapur. Kemudian Dia melorotkan<br />celana dalamku dan mulai menghisap penisku. Wah, ada kemajuan.<br />Hisapannya semakin sempurna dan hebat. Aku pun tak mau kalah.<br />Kuangkat Dia keatas meja dan menarik celana dalamnya dengan<br />gigiku sampai lepas. Tanganku menyusup ke dalam kaos<br />oblongnya. Dan ternyata Nina tak memakai BH. Langsung aja<br />kuremas-remas susunya sambil kujilat-jilat kelentitnya. Nina<br />minta-minta ampun dengan perlakuanku itu dan memohon supaya<br />Aku menuntaskan kerjaanku dengan cepat.<br />"Kak.. masukin, Kak.. cepat.. oh.. Nina udah enggak tahan,<br />nih!" Mendengar desahan itu, langsung aja kumasukkan penisku<br />kedalam lubang surganya yang telah banjir dengan cairan<br />pelumas. Penisku masuk dengan mulus karena Nina sudah tidak<br />perawan lagi kayak tadi malam. Dengan leluasa Aku menggenjot<br />Nina di atas meja makan.<br />Setelah sekitar 15 menit, Nina mengalami orgasme dan disusul<br />dengan Aku yang menyemburkan spermaku di dalam vagina Nina.<br />"Oh.. enak.. Kak.. akh..!" desah Nina. Aku melenguh dengan<br />keras<br />"Ah.. yes..! Nina, kamu memang hebat.."<br />Setelah itu kami sarapan dan mandi sama-sama. Lalu kami pergi<br />ke Mall. Jalan-jalan.<br />Begitulah setiap harinya kami berdua selama seminggu. Setelah<br />itu Om Bagas dan Tante Rita pulang tanpa curiga sedikitpun<br />kamipun merahasiakan semuanya itu. Kalau ada kesempatan, kami<br />sering melakukkannya di dalam kamarku selama sebulan kami<br />membina hubungan terlarang ini. Sampai Aku harus pulang ke<br />Manado. Nina menangis karena kepergianku. Tapi Aku berjanji<br />akan kembali lagi dan memberikan Nina Kenikmatan yang tiada<br />taranya.<br /><br />TAMAT </span></p> <p> </p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-50860809037812804122006-12-23T23:04:00.000-08:002006-12-23T23:05:20.621-08:00!!!!!!!<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Namaku Chepy, 22 tahun, mahasiswa di sebuah universitas swasta<br />ternama di Jakarta. </span></p> <p><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Kisahku ini adalah kejadian nyata tanpa aku rekayasa<br />sedikitpun!. Kisahku bermula setahun yang lalu ketika temanku<br />(Dedy) mengajakku menemaninya transaski dengan temannya<br />(Gunawan). Saya jelaskan saja perihal kedua orang itu<br />sebelumnya. Dedy adalah teman kuliahku dan dia seorang yang<br />rajin dan ulet termasuk dalam hal berbisnis walaupun dia masih<br />kuliah. Gunawan adalah teman kenalannya yang juga seorang anak<br />mantan pejabat tinggi yang kaya raya (saya tidak tahu apakah<br />kekayaan orang tuanya halal atau hasil korupsi!).<br /><br />Setahun yang lalu Gunawan menawarkan beberapa koleksi lukisan<br />dan patung (Gunawan sudah mengetahui perihal bisnis Dedy<br />sebelumnya) milik orang tuanya kepada Dedy, koleksi lukisan<br />dan patung tersebut berusia tua. Dedy tertarik tapi dia<br />membutuhkan kendaraan saya karena kendaraannya sedang dipakai<br />untuk mengangkut lemari ke Bintaro, oleh karena itu Dedy<br />mengajak saya ikut dan saya pun setuju saja. Perlu saya<br />jelaskan sebelumnya, Gunawan menjual koleksi lukisan dan<br />patung tersebut, oleh Dedy diperkirakan karena Gunawan seorang<br />pecandu putaw dan membutuhkan uang tambahan.<br /><br />Keesokan harinya (hari Minggu), saya dan Dedy berangkat menuju<br />rumah Gunawan di kawasan Depok. Setelah sampai di depan pintu<br />gerbang 2 orang satpam berjalan ke arah kami dan menanyakan<br />maksud kedatangan kami. Setelah kami jelaskan, mereka<br />mengijinkan kami masuk dan mereka menghubungi Gunawan melalui<br />telepon. Saya memarkir kendaraan saya dan saya mengagumi<br />halaman dan rumah Gunawan yang amat luas dan indah, " Betapa<br />kayanya orang tua Gunawan" bisik dalam hatiku. Kami harus<br />menunggu sebentar karena Gunawan sedang makan.<br /><br />Sambil menunggu, kami berbicara dengan satpam. Dalam<br />pembicaraan itu, seorang satpam menceritakan kalau Gunawan itu<br />seorang playboy dan suka membawa wanita malam-malam ke<br />rumahnya ketika orang tuanya sedang pergi. Setelah menunggu<br />selang 10 menit, akhirnya Gunawan datang (saya yang baru<br />pertama kali melihatnya harus mengakui bahwa Gunawan memiliki<br />wajah yang amat rupawan, walau saya pun seorang lelaki dan<br />bukan seorang homo!). Dedy memperkenalkan saya dengan Gunawan.<br />Setelah itu Gunawan mengajak Dedy masuk ke rumah untuk melihat<br />patung dan lukisan yang akan dijualnya.<br /><br />Saya bingung apakah saya harus mengikuti mereka atau tetap<br />duduk di pos satpam. Setelah mereka berjalan sekitar 15 meter<br />dari saya, seorang satpam mengatakan sebaiknya kamu (saya)<br />ikut mereka saja daripada bosan menunggu di sini (pos satpam).<br />Saya pun berjalan menuju rumahnya. Ketika saya masuk, saya<br />tidak melihat mereka lagi. Saya hanya melihat sebuah ruangan<br />yang luas sekali dengan sebuah tangga dan beberapa pintu<br />ruangan. Saya bingung apakah saya sebaiknya naik ke tangga<br />atau mengitari ruangan tersebut (sebenarnya bisa saja saya<br />teriak memanggil nama Dedy atau Gunawan tapi tindakan itu<br />sangat tidak sopan!).<br /><br />Akhirnya saya memutuskan untuk mengitari ruangan tersebut<br />dengan harapan dapat menemui mereka. Setelah saya mengitari,<br />saya tetap tidak dapat menemukan mereka. Tapi saya melihat<br />sebuah pintu kamar yang pintunya sedikit terbuka. Saya mengira<br />mungkin saja mereka berada di dalam kamar tersebut. Lalu saya<br />membuka sedikit demi sedikit pintu itu dan betapa terkejutnya<br />saya ketika saya melihat seorang anak perempuan sedang<br />tertidur dengan daster yang tipis dan hanya menutupi bagian<br />atas dan bagian selangkangannya, saya bingung harus bagaimana!<br /><br /><br />Dasar otak saya yang sudah kotor melihat pemandangan paha yang<br />indah, akhirnya saya masuk ke dalam kamar tersebut dan menutup<br />pintu itu. Saya melihat sekeliling kamar itu, kamar yang luas<br />dan indah, beberapa helai pakaian SLTP berserakan di tempat<br />tidur, dan foto anak tersebut dengan Gunawan dan seorang<br />lelaki tua dan wanita tua (mungkin foto orang tuanya). Anak<br />perempuan yang sangat cantik, manis dan kuning langsat! lalu<br />saya melangkah lebih dekat lagi, saya melihat beberapa buku<br />pelajaran sekolah dan tulisan namanya : Elvina kelas 1 C.<br />Masih kelas 1! berarti usianya baru antara 11-12 tahun. Lalu<br />saya memfokuskan penglihatan saya ke arah pahanya yang kuning<br />langsat dan indah itu!. Ingin rasanya menjamah paha tersebut<br />tapi saya ragu dan takut. Saya menaikkan pandangan saya ke<br />arah dadanya dan melihat cetakan pentil susu di helai<br />dasternya itu. Dadanya masih kecil dan ranum dan saya tahu dia<br />pasti tidak memakai pakaian dalam (BH atau kutang) di balik<br />dasternya itu!.<br /><br />Wajahnya sangat imut, cantik dan manis! Akhirnya saya<br />memberanikan diri meraba pahanya dan mengelusnya,<br />astaga..mulus sekali! Lalu saya menaikkan sedikit lagi<br />dasternya dan terlihatlah sebuah celana dalam (CD) warna<br />putih. Saya meraba CD anak itu dan menarik sedikit karet<br />CDnya, lalu saya mengintip ke dalam,.. Astaga! tidak ada<br />bulunya! Jantung saya berdetak kencang sekali dan keringat<br />dingin mengalir deras dari tubuh saya. Lalu saya mencium<br />Cdnya, tidak ada bau yang tercium. Lalu saya menarik sedikit<br />lagi dasternya ke atas dan terlihatlah perut dan pinggul yang<br />ramping padat dan mulus sekali tanpa ada kotoran di pusarnya!<br />Luar biasa!<br /><br />Otak porno saya pun sangat kreatif juga, saya memberanikan<br />diri untuk menarik perlahan-lahan tali dasternya itu,<br />sedikit-seditkit terlihatlah sebagian dadanya yang mulus dan<br />putih! ingin rasanya langsung memenggangnya, tapi saya<br />bersabar, lalu saya menarik lagi tali dasternya ke bawah dan<br />akhirnya terlihatlah pentil Elvina yang bewarna kuning<br />kecoklatan! Jantung saya kali ini terasa berhenti! Sayapun<br />merasa tubuh saya menjadi kaku. Jari sayapun mencolek<br />pentilnya dan memencet dengan lembut payudaranya. Saya<br />melakukankan dengan lembut, perlahan dan sedikit lama juga,<br />sementara Elvina sendiri masih tertidur pulas. Setelah puas,<br />saya menjilat dan mengulum pentilnya, terasa tawar.<br /><br />Dasar otakku yang sudah gila, saya pun nekat menarik seluruh<br />dasternya perlahan kearah bawah sampai lepas, sehingga Elvina<br />kini hanya mengenakan celana dalam (CD) saja! Saya memandangi<br />tubuh Elvina dengan penuh rasa kagum. Tiba-tiba Elvina sedikit<br />bergerak, saya kira ia terbangun, ternyata tidak, mungkin<br />sedang mimpi saja. Saya mengelus tubuh Elvina dari atas hingga<br />pusar/perut. Puas mengelus-elus, saya ingin menikmati lebih<br />dari itu! Saya menarik perlahan-lahan CD Elvina ke arah bawah<br />hingga lepas. Kini Elvina telah telanjang bulat! Betapa<br />indahnya tubuh Elvina ini, gadis kelas 1 SLTP yang amat manis,<br />imut dan cantik dengan buah dada yang kecil dan ranum serta<br />vaginanya yang belum ada bulunya sehelaipun!<br /><br />Lalu saya mengelus bibir vaginanya yang mulus dan lembek dan<br />sayapun menciumnya. Terasa bau yang khas dari vaginanya itu!<br />Dengan kedua jari telunjuk saya, saya membuka bibir vaginanya<br />dengan perlahan-lahan, terlihat dalamnya bewarna kemerah<br />–merahan dengan daging di atasnya. Saya menjulurkan lidah saya<br />ke arah vaginanya dan menjilat-jilat vaginanya itu. Saya<br />deg-degan juga melakukan adegan itu. Saya tahu tindakan saya<br />bisa ketahuan olehnya tapi kejadian ini sulit sekali untuk<br />dilewatkan begitu saja! Benar dugaan saya!<br /><br />Pada saat saya sedang asyiknya menjilat vaginanya, Elvina<br />terbangun! Saya pun terkejut setengah mati! Untung Elvina<br />tidak teriak tapi hanya menutup buah-dadanya dan vaginanya<br />dengan kedua tangannya. Mukanya kelihatan takut juga. Elvina<br />lalu berkata " Siapa kamu, apa yang ingin kamu lakukan?". Saya<br />langsung berpikir keras untuk keluar dari kesulitan ini! Lalu<br />saya mengatakan kepada Elvina: " Elvina, saya melakukan ini<br />karena Gunawan yang mengijinkannya!", kataku yang berbohong.<br />Elvina kelihatan tidak percaya lalu berkata " Tidak mungkin,<br />Gunawan kakakku!". Pandai juga dia! Tapi saya tidak menyerah<br />begitu saja. Saya mengatakan lagi " Elvina, saya tahu Gunawan<br />kakakmu tapi dia punya hutang yang amat besar pada saya,<br />apakah kamu tega melihat kakakmu terlibat hutang yang amat<br />besar? Apakah kamu tidak kasihan pada Gunawan?, kalau dia<br />tidak melunasi hutangnya, dia bisa dipenjara " kataku sambil<br />berbohong. Elvina terdiam sejenak.<br /><br />Saya berusaha menenangkan Elvina sambil mengelus rambutnya.<br />Elvina tetap terdiam. Sayapun dengan lembut menarik tangannya<br />yang menutupi kedua buah dadanya. Dia kelihatannya pasrah saja<br />dan membiarkan tangannya ditarik oleh saya. Terlihat lagi<br />kedua buah dadanya yang indah dan ranum itu! Saya mencium<br />pipinya dan berkata "Saya akan selalu mencintaimu,<br />percayalah!". Saya merebahkan tubuhnya dan menarik tangannya<br />yang lain yang menutupi vaginanya. Akhirnya dia menyerah dan<br />pasrah saja terhadap saya. Saya tersenyum dalam hati. Saya<br />langsung buru-buru membuka seluruh pakaian saya untuk segera<br />menuntaskan " tugas " ini (maklum saja, kalau terlalu lama,<br />transaksi Gunawan dengan Dedy selesai, sayapun bisa ketahuan,<br />ujung-ujungnya saya bisa saja terbunuh!).<br /><br />Saya langsung mencium mulut Elvina dengan rakus. Elvina<br />kelihatannya belum pernah ciuman sebelumnya karena dia masih<br />kaku. Lalu saya mencium lehernya dan turun ke arah buah<br />dadanya. Saya menyedot kedua buah dadanya dengan kencang dan<br />rakus dan meremas-remas kedua buah dadanya dengan sangat kuat,<br />Elvina kelihatannya kesakitan juga dengan remasan saya itu,<br />Sayapun menarik-narik kedua pentilnya dengan kuat! "Sakit kak<br />" kata Elvina. Saya tidak lagi mendengar rintihan Elvina. Saya<br />mengulum dan menggigit pentil Elvina lagi sambil tangan kanan<br />saya meremas kuat pantat Elvina. Setelah puas, saya<br />membalikkan badan Elvina sehingga Elvina tengkurap.<br /><br />Saya jilat seluruh punggung Elvina sampai ke pantatnya. Saya<br />remas pantat Elvina kuat-kuat dan saya buka pantatnya hingga<br />terlihat anusnya yang bersih dan indah. Saya jilat anus<br />Elvina, terasa asin sedikit! Dengan jari telunjuk saya, saya<br />tusuk-tusuk anusnya, Elvina kelihatan merintih atas tindakan<br />saya itu. Saya angkat pantat Elvina, saya remas bagian vagina<br />Elvina sambil ia nungging (posisi saya di belakang Elvina).<br />Elvina sudah seperti boneka mainan saya saja!. Setelah puas,<br />saya balikkan lagi tubuh Elvina sehingga ia terlentang, saya<br />naik ke atas kepala Elvina dan menyodorkan penis saya ke mulut<br />Elvina. " Jilat dan kulum!" kataku. Elvina ragu juga pada<br />awalnya, tapi saya terus membujuknya dan akhirnya ia menjilat<br />juga.<br /><br />Penis saya terasa enak dan geli juga dijilat olehnya, seperti<br />anak kecil yang menjilat permen lolipopnya. "Kulum!" kataku,<br />dia lalu mengulumnya. Saya dorong pantat saya sehingga penis<br />saya masuk lebih dalam lagi, kelihatannya dia seperti mau<br />muntah karena penis saya menyentuh kerongkongannya dan<br />mulutnya yang kecil kelihatan sulit menelan sebagian penis<br />saya sehingga ia sulit bernapas juga. Sambil ia mengulum penis<br />saya, tangan kanan saya meremas kuat-kuat payudaranya yang<br />kiri hingga terlihat bekas merah di payudaranya.<br /><br />Saya langsung melepaskan kuluman itu dan menuju ke vaginanya.<br />Saya jilat vaginanya sepuas mungkin, lidah saya menusuk<br />vaginanya yang merah pink itu lebih dalam, Elvina<br />menggerak-gerakkan pantatnya kiri-kanan, atas-bawah, entah<br />karena kegelian atau mungking ia menikmatinya juga. Sambil<br />menjilat vaginanya, kedua tangan saya meremas-remas pantatnya.<br /><br /><br />Akhirnya saya ingin menjebol vaginanya. Saya naik ke atas<br />tubuh Elvina, saya sodorkan penis saya ke arah vaginanya.<br />Elvina kelihatan ketakutan juga, " Jangan kak, saya masih<br />perawan!", Nah ini dia! saya membujuk Elvina dengan<br />rayuan-rayuan manis. Elvina terdiam pasrah. Saya tusuk penis<br />saya yang besar itu yang panjangnya 18 cm dan diameter 6 cm ke<br />vaginanya yang kecil sempit tanpa bulu itu! Sulit sekali<br />awalnya tapi saya tidak menyerah. Saya lebarkan kedua kakinya<br />hingga ia sangat mengangkang dan vaginanya sedikit terbuka<br />lagi, saya hentakkan dengan kuat pantat saya dan akhirnya<br />kepala penis saya yang besar itu berhasil menerobos vaginanya!<br /><br /><br />Elvina mencakar tangan saya sambil berkata " sakitt!!" saya<br />tidak peduli lagi dengan rintihan dan tangisan Elvina! Sudah<br />sepertiga penis saya yang masuk. Saya dorong-dorong lagi penis<br />saya ke dalam lobang vaginanya dan akhirnya amblas semua! Dan<br />seperti permainan sex pada umumnya, saya tarik-dorong,<br />tarik-dorong, tarik-dorong, terus-menerus! Elvina memejamkan<br />matanya sambil menggigit bibirnya. Tangan saya tidak tinggal<br />diam, saya remas kedua buah dadanya dengan sangat kuat hingga<br />ia kesakitan dan saya tarik-tarik pentilnya yang kuning<br />kecoklatan itu kuat-kuat! Saya memainkan irama cepat ketika<br />penis saya menghujam vaginanya.<br /><br />Baru 5 menit saya merasakan cairan hangat membasahi penis<br />saya, pasti ia mencapai puncak kenikatannya. Setelah bermain<br />15 menit lamanya, saya merasakan telah mencapai puncak<br />kenikmatan, saya tumpahkan air mani saya kedalam vaginanya<br />hingga tumpah ruah. Saya puas sekali! Saya peluk Elvina dan<br />mencium bibir, kening dan lehernya. Saya tarik penis saya dan<br />saya melihat ada cairan darah di sprei kasurnya. Habislah<br />keperawanannya!.<br /><br />Setelah itu saya lekas berpakaian karena takut ketahuan. Saya<br />ambil uang 300.000 rupiah dari saku saya dan saya berikan ke<br />Elvina, " Elvina, ini untuk uang jajanmu, jangan bilang ke<br />siapa-siapa yah ", Elvina hanya terdiam saja sambil<br />menundukkan kepala dan menutupi kedua buah dadanya dengan<br />bantal. Saya langsung keluar kamar dan menunggu saja di depan<br />pintu masuk. Sekitar 10 menit kemudian Gunawan dan Dedy turun<br />sambil menggotong lukisan dan patung. Ternyata mereka<br />transaksinya bukan hanya lukisan dan patung saja tapi termasuk<br />beberapa barang antik lainnya. Pantasan saja mereka lama!<br /><br />Akhirnya saya dan Dedy permisi ke Gunawan dan ke kedua satpam<br />itu. Kami pergi meninggalkan rumah itu. Dedy puas dengan<br />transaksinya dan saya puas telah merenggut keperawanan adik<br />Gunawan. Ha ha ha ha ha, hari yang indah dan takkan<br />terlupakan!<br /><br />TAMAT </span></p> <p> </p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-2084384308851326302006-12-23T23:03:00.000-08:002006-12-23T23:04:48.302-08:00Kost-Kostan Kota Kembang<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(102, 102, 153);">Namaku Yuke, mahasiswa fakultas ekonomi PTN terkenal di<br />bandung. Aku diwarisi oleh orang tuaku kost-kostan yang<br />berjumlah 12 kamar untuk membiayai kuliah dan biaya hidup<br />untuk sehari-hari, semacam modal untuk belajar hidup mandiri.<br /><br />Kostan ku cukup lengkap fasilitasnya, mempunyai ruang tamu<br />sendiri, dapur sendiri dan kamar mandi sendiri, hingga tak<br />heran klo harganya pun rada diatas rata-rata 1,5 jt perbulan,<br />yang mengisi kamar kostan ku kebanyakan anak-anak pejabat dan<br />pengusaha dan dikhususkan untuk wanita, karena yang ngisi cewe<br />semua, kostan ku terkenal dikalangan mahasiswa-mahasiswa cowo<br />yang kuliah dibandung selain letaknya strategis yang adanya di<br />jalan Dago dan cewe-cewenya cantik-cantik.<br /><br />Di suatu sore datang seorang wanita yang bertubuh tinggi,<br />kulit coklat khas orang Indonesia, buah dada terlihat tidak<br />terlalu besar dan tidak terlalu kecil, berparas manis mirip<br />artis Happy Salma. Wanita tersebut memperkenalkan diri dengan<br />nama DIANA, dia hendak menyewa salah satu kamarku yang<br />kebetulan memang ada yang kosong.<br /><br />Kuajak Diana melihat salah satu kamar yang memang kebetulan<br />baru kosong, Diana melihat keadaan kamar dengan seksama<br />dimulai dari ruang tamu yang memang sudah disediakan sebuah<br />sofa, dilanjutkan kedapur dan terakhir kita berhenti dibagian<br />kamar tidur yang cukup luas dilengkapi sebuah kamar mandi.<br /><br />Ekspresi Diana cukup puas dengan keadaan yang bersih dan<br />nyaman. Aku memulai negoisasi harga kamar.<br />"Bagaimana sesuai dengan harapan ?" tanyaku.<br />"Wow gede banget ya ini kamar, berapa sebulan mas?" tanya<br />Diana.<br />Aku langsung menjawab pertanyaan yang aku tunggu dari tadi,<br />"1,5jt per bulan." jawabku.<br />Diana kaget mendengar harga yang aku tawarkan.<br />"Hah..., mahal banget, emang ga bisa kurang? Aku dach cocok<br />nich ama kamarnya gimana bisa kurang ya?" diana sedikit<br />memohon, karena kelihatanya dia sangat ingin tingggal disana.<br /><br />aku sangat tegas dalam memberikan harga, karena klo ga kaya<br />gitu aku ga bisa makan.<br />"Aduh maaf ga bisa kurang!"<br />"Aku mau ngomong ama yg punya, mungkin aja bisa nawar?"<br />Aku senyum mendengar perkataaan Diana. Dia ga tau ni rumah gue<br />yang punya, disangkanya aku hanya pembantu yang ngurus kostan<br />ini.<br />"Aku yang punya." jawabku dengan dingin<br />"Maaf kirain anak yang punya, abis imut sich."<br />Diana sedikit malu...<br />Aku menawarkan penawaran yang ga pernah terlintas mungkin sama<br />pemilik kost-kostan dimanapun.<br />"Gimana klo gini aja di, aku kasih kamu gratis untuk tinggal<br />disini selama satu bulan asal... kamu mau tidur sama aku<br />(ML)!"<br />FUCK...<br />Aku spontan mengeluarkan penawaran tersebut, karena sejak<br />pertama Diana dateng aku sudah tergoda dengan badannya yang<br />langsing, gerak geriknya yang sensual gaya bicaranya yang<br />manja, yang paling utama sich aku lagi pengen ML, hehe...<br /><br />Diana terlihat kaget mendengar ajakanku. Dia menatapku penuh<br />dengan tanda tanya serius atau tidak ajakanku tersebut, tapi<br />akhirnya dia menjawab<br />"Okeh, why not...." diana menjawab dengan ringannya.<br />Giliran aku yang kaget, mendengar jawaban dari Diana, dadaku<br />sesak karena khayalanku yang sejak tadi penasaran akan bentuk<br />tubuh Diana yang langsing tanpa busana sama sekali, bentuk<br />payu dara yang menggelayut, kehalusan kulitnya yang berwarna<br />coklat eksotis, kaki yang panjang dan jejang sebentar lagi<br />terwujud. Jantungku berdegup keras, dan adik kecilku<br />senat-senut minta dibelai Diana...<br /><br />Setelah Diana menjawab dengan entengnya, aku menghampirinya,<br />tanpa basa-basi langsung aku cium bibirnya yang tipis terbalut<br />lipglos menambah kesexsian dalam berbicara. Diana menyambut<br />ciumanku tanpa ada kekakuan layaknya pasangan, kami berciuman<br />saling merangsang, sesekali aku mendengar desahan halus Diana<br />saat aku meremas payudaranya yang kencang.<br />"Eehhh.....", erang Diana kalo aku meremas lembut susunya.<br /><br />Aku lucuti satu persatu baju yang menempel di tubuh Diana,<br />demikian sebaliknya sampai kita berdua hanya memakai celana<br />dalam saja. Sesuai dugaanku, payudara diana mengelayut indah<br />ditubuhnya, tidak besar dan tidak kecil bentuknya sehingga<br />apabila dilihat secara telanjang pas dan membuat adik kecilku<br />(JAKAR) cenat cenut pengen dilepas.<br /><br />Aku mulai menjilati payudara Diana sesekali aku sedot dengan<br />perlahan, hasilnya eranga Diana yang membuat semangat untuk<br />terus memainkan lidah ini diatas payudaranya yang kencang.<br />Setelah aku bosan menjilati susu Diana, aku mulai menciumi<br />perut Diana terus dan terus hingga berhenti di selangkangan<br />yang masih tertutup celana dalam seksi.<br />Hheeemm... baunya khas, aku pelorotkan celana Diana yang sudah<br />agak lembab entah kenapa aku terdiam melihat memeknya Diana<br />yang tidak tertutupi bulu satupun, dia memotong habis bulu<br />memeknya hingga membuat indah bentuknya.<br /><br />Diana tersenyum keenakan melihat aku yang kebingungan melihat<br />memeknya yang botak.<br />"Jilatin dong...", pinta Diana dengan mesra, aku menuruti<br />permintaaanya. Aku jilati dari bawah keatas selangkangan yang<br />berwarna merah jambu itu terus dan terus, disela sela itu aku<br />melihat ekspresi Diana yang sedang aku jilati memeknya, dia<br />merem melek sambil menggigit bibir bawahnya dan kedua<br />tangannya meremas sprei kasur seperti orang yang sedang<br />menahan sesuatu.<br /><br />Erangannya semakin memburu seiring jilatan ku yang makin<br />cepat...<br />"Eeeh... eeehh... eehhhh... eeehhh...", Diana mengerang<br />keenakan, disatu titik dia melepaskan nafasnya dalam dalam,<br />tak lama kemudian keluar cairan putih dari lubang vaginanya<br />yang berbau khas membuat aku semakin nafsu. Diana menarikku<br />keatas kasur dan mulai menjilati kepala kontolku yang rasanya<br />seperti kesemutan,iiiih... enak.....<br /><br />Sesekali dia menyedot semua batang kontolku kedalam mulunya,<br />wow....Diana melakukannya berulang dan berulang membuatku<br />merasakan enaknya engga ketulungan. Permainan oral sex Diana<br />seperti pemain bokep yang sering aku tonton sangat<br />profesional.<br /><br />Setelah Diana puas memainkan kontolku yang ukuranya standart<br />orang Indonesia, aku bangun dan mulai mempersiapkan tinggal<br />landas dari kontolku yang dari tadi ingin merasakan kehangatan<br />memek Diana yang tidak tertutupi satu bulupun. Aku mengelus<br />elus kakinya yang panjang sambil mengegesekan kontolku dimulut<br />vagina diana. Tak lama kemudian tangan halus Diana menggiring<br />kontolku keliang vaginanya.<br /><br />Kepala kontolku terasa hangat menyentuh bibir memek Diana,<br />mulanya terasa keset dan susah dimasukan, akibat keuletan kita<br />berdua sedikit sedikit aku gerakan pinggangku sambil diarahkan<br />oleh Diana sehingga kepala kontolku sudah masuk seluruhnya.<br />"Eeeehh...", Diana mengerang enak merasakan kepala kontolku<br />mulai keluar masuk di liang memeknya, aku mengerakan<br />pinggangku kebelakang dan kedepan berulang ulang disatu titik<br />ketidak sabaranku muncul ingin memasukan semua batang kontolku<br />keliang memek Diana yang masih sempit dan keset.<br /><br />Aku berhitung dalam hati.. 1.. 2... 3...<br />Kumasukan semua batang kontolku tanpa sepengetahuan Diana.<br />Diana mengerang keras keenakan...<br />"eeeehhh...., shhhh.... aahhhh....", terasa cairan menyelimuti<br />kepala kontolku hingga kebatangnya, hangat dan sedikit loncer<br />tapi tetep masih sempit tak lama kemudian aku mulai merasakan<br />gesekan memek dan kontolku mulai membuat ku merinding dan tak<br />lama kemudian aku mencapai klimak...<br />"Ahhhhuuuuh...", permainan yang cantik kami mencapai klimak<br />tidak berjauhan.<br />"Uuhuh.." kita saling menatap dan saling berpelukan hingga<br />tertidur pulas.<br /><br />Itulah pengalamanku dalam rumah kostku tercinta. Kulakukan<br />kebeberapa penguni kosan yang tidak bisa bayar atau nunggak.<br /><br />Hheheeh.... mungkin pengalamanku ini bisa dilakukan oleh<br />bapak-bapak atau temen temen yang juga berbisnis menyewakan<br />rumah... Yakin manjur...!!!<br /><br />TAMAT </span> </p> <p> </p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-21220467836063845582006-12-23T23:02:00.000-08:002006-12-23T23:03:29.913-08:00Kenangganku Bersama Cindy<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(90, 90, 135);">Sangat menjemukan mendengar ocehan guru sejarahku yang membuat<br />aku pusing , karena aku tidak menyukai pelajaran itu apalagi<br />wajah gurunya judes dan sangat terkenal dengan julukan si<br />nyamuk karena badanya yang kurus dan suaranya yang sember<br />seperti nyamuk.<br />Kriiiiinnnnggg suara bell berbunyi mendandakan waktu pulang<br />dan itu yang aku tunggu-tunggu , "Cha....elo lewat mana.."<br />suara Cindy tiba tiba nyeletuk dari sebelahku lewat biasa<br />sih..cuman nggak tau nih mau ke menyewa VCD dulu kayaknya...,<br />mau ikut?" jawabku "Boleh..., tapi kerumah gue aja yuk? Gue<br />ada sewa VCD baru nih!" cindy sambil menunjukan VCD yang baru<br />dipinjam di rental sebelah sekolah "film apaan...? Bagus<br />nggak?" sela ku sambil melihat VCD yang dipegangnya "Dijamin<br />deh ..gini gini khan tau film yang ok" jawabnya sambil<br />memasukan VCD nya ke tasnya.<br /><br />"Udah yuk sekarang perginya biar nanti nggak kesorean" dengan<br />tidak sabar aku langsung keluar kelas bersama<br />Cindy,sesampainya dirumah ternyata .. "kok sepi banget Cind?"<br />tanyaku "iya..bokap and nyokap pergi ke surabaya , makanya gue<br />berani ajak elo , jarang jarang khan kalo gue ngundang cowok<br />kerumah gue" jawab Cindy sambil membawakan air minum. "Wah<br />enak dong kita bisa ngapa ngapain" jawabku sambil bercanda.<br />"Ah elo bisa aja". "Eh Cha elo udah pernah nonton film blue<br />belon?" tanya Cindy malu malu "udah, kenapa?" tanyaku "nggak<br />tanya aja, kemaren malam gue ngintip bokap gue nonton film<br />gituan dikamarnya, buset satu cewek dua cowok nggak sakit apa<br />yach ceweknya?" tanya Cindy heran "ah elo nanyanya bikin gue<br />ngaceng nih.."<br /><br />"Lihat donk Cha..kontol elo... boleh nggak ?". "Boleh tapi elo<br />mesti buka baju lo juga , biar adil". "ok, tapi elo yang<br />bukain yach dan gue bukain baju elo!" akhirnya kami saling<br />membuka baju masing masing.... Aku merasakan sentuhan tangan<br />Cindy yang halus apalagi saat ia memegang kontol gue..ah..enak<br />banget. "Cha ? kontol elo gede juga cha..." kata Cindy sambil<br />mengelus kontol gue, gue nggak bisa bilang apa apa karena<br />keenakan dipegang Cindy... "Cind ..isep dong say...gatel<br />nih..." Cindy pun langsung memasukan kontol gue ke mulutnya<br />dan mengisap kedalam mulutnya sampai pangkalnya... ternyata<br />Cindy pintar sekali memainkan lidahnya mengulum kontol gue..<br />"gantian cha... gue juga gatel nih.." Pinta Cindy sambil<br />langsung berbaring di sofa ruang tamu itu dan mengangkang<br />seolah siap untuk dijilati, akupun langsung menjilati memeknya<br />yang kemerah-merahan itu dengan bulu jembutnya yang tebal<br />sekali.<br /><br />Itil Cindy telah mengeras ku jilat-jilat terus pada ujung nya,<br />kuhisap-hisap , cindy mulai mengerang merasakan kenikmatan<br />luar biasa yang baru pertama kali dirasakan "sshhh.. nggkk..<br />ahhh.. enak Cha.. terusin... Cha aduh.. ssshhhsh..." suara<br />Cindy membuat ku makin menikmati memeknya yang makin memerah<br />dan mengeras basah. "Cha masukin dong kontol elo.. nggak kuat<br />nih.." pinta Cindy memelas akupun langsung memasukan kontol ku<br />ke lobang memeknya yang masih sempit dan.. blesss.. kumasukan<br />pelan pelan wah enak sekali hangat memeknya membuat ku makin<br />bergairah. "Ngggg.. sshhh.. akhkkhhh.. enak Cha terusin yang<br />dalam Cha..... achhhsss...." kata cindy. Aku mulai<br />mengoyangkan kontolku keluar masuk memeknya terdengar seperti<br />suara becek dibibir memeknya yang sempit itu. ach nikmat<br />sekali kontolku terasa disedot-sedot nikmat, Cindy memutar<br />mutar pinggulnya membuatku semakin bersemangat menggenjot<br />memek nya.<br /><br />Tak terasa ternyata kami telah melakukan lebih kurang 45 menit<br />dan sepertinya Cindy sudah mulai mengejang pertanda mau<br />mencapai orgasme."Cha aku mau keluar nih..." badan Cindy mulai<br />berkelojotan dan.. nggg aaahhhhh keluar banyak cairan dari<br />memek Cindy. Melihat Cindy orgasme akupun menjadi ingin<br />orgasme pula, Cindy terdiam lemas sambil merapatkan kakinya,<br />aku segera mempercepat genjotan kontolku dimemeknya dan ujung<br />kontolku terasa makin geli-geli nikmat acchhhh...... sssrrrr<br />cret cret crettt.....ttt... kuhujamkan kontolku dalam-dalam,<br />air mani ku keluar banyak sekali didalam memek Cindy, "Cind<br />aku juga keluar ah eenaakk.. tenan !!!" dengan lemas aku<br />berbaring telentang disebelah Cindy . "Cha kamu hebat,<br />ternyata main sex itu enak sekali ya.." kata Cindy. "Iya Cind<br />kamu juga hebat , aku nggak nyangka kalau kita bisa seperti<br />ini, kamu mau nggak jadi pacar gue Cind ?" pintaku sambil<br />membelai rambutnya Cindy mengangguk menandakan setuju.<br /><br />Mulai saat itu kami berdua sering pulang bareng dan bila nafsu<br />kami memuncak , kami sering melakukannnya, sekarang Cindy<br />telah menjadi istriku dan semua itu menjadi kenangan indah<br />yang tak mungkin kami lupakan.<br /><br />TAMAT </span> </p> <p> </p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-79953793191333900672006-12-23T23:01:00.001-08:002006-12-23T23:01:50.183-08:00Gairah Sahabat Temanku<span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(90, 90, 135);">Namaku Andhika, aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup<br />top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas<br />kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di<br />sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun<br />berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih<br />dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru<br />kelas 3 SMP. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan<br />makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran<br />payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam<br />SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan<br />gunung kembar itu.<br /><br />Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan<br />pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali<br />kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang<br />mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek<br />ini juga punya perasaan terhadapku. Setelah satu jam berada di<br />rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia<br />menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena<br />rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku<br />sedang bawa "Kijang Rangga" milik bapakku.<br /><br />Akhirnya aku menyetujuinya hitung-hitung ini kesempatan untuk<br />mendekati Laura. Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali<br />pembicaraan dengan menanyakan, "Apa tidak ada yang marah kalau<br />aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?"<br />pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, "Aku belum<br />punya pacar kok." Secara perlahan tangan kiriku mulai<br />menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas<br />paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan<br />tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku<br />mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari<br />pahanya, "Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi.."<br />dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, "Oh iya sorry,<br />habis enak sih," candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan<br />menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke<br />tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, "Loh kok<br />ke sini sih?" protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku<br />hanya berkata,<br />"Boleh tidak aku cium bibir kamu?"<br />Dengan nada malu dia menjawab,<br />"Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan."<br />"Ah tenang aja, nanti aku ajari," seraya langsung melumat<br />bibir mungilnya.<br /><br />Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami<br />melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku<br />dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak<br />terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara<br />itu dia tetap dalam posisi duduk. Lalu sambil melumat bibirnya<br />aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring<br />dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah<br />agak besar, dia pun mendesah, "Ahh, pelan-pelan Andhi sakit<br />nih.." Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan<br />kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.<br /><br />Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang<br />sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan<br />langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan<br />"minishet" tipis serasa "minishet" bergambar beruang itu<br />menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya.<br /><br />"Lepas dulu dong 'minishet'-nya, nanti basah?" desahnya kecil.<br /><br />"Ah tidak papa kok, entar lagi," sambil mulai membuka kancing<br />"minishet", dan mulai melumat puting payudara Laura yang<br />sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai<br />mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok<br />dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai<br />mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD-nya yang<br />tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun<br />terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan<br />mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan<br />lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya<br />merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan<br />dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya<br />ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan<br />duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku<br />kecapaian dan menyuruhnya, "Gantian dong!" kataku. Dia hanya<br />menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah.<br />Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk<br />mulai membuka celana "O'neal"-ku dan melorotkannya. Lalu aku<br />menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai<br />tegang.<br /><br />Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang<br />kemaluanku.<br />"Kalau digini'in enak tidak Andhi?" tanyanya polos.<br />"Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih<br />enak?" tanyaku.<br />Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar<br />dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku.<br />"Hisap aja! enak kok kayak banana split," dia menurut saja dan<br />mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya.<br />Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti,<br />dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut<br />muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati<br />"oral seks". Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil<br />menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan<br />aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua<br />belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih<br />sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan<br />Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, "Mau<br />dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan<br />punyamu segede pisang?" tanyanya polos. "Ah tenang aja, pasti<br />bisa deh," sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu<br />dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang<br />kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang<br />kemaluannya lecet.<br /><br />Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang kemaluanku,<br />"Aah.. ahh.. enak Andi," desahnya dan aku berusaha memompanya<br />pelan-pelan lalu mulai agak cepat, "Ahh.. ahh.. ahh.. terus<br />pompa Andi." Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau<br />keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang<br />kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku<br />mengeluarkan batang kemaluanku.<br />"Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya.<br />"Kan belum keluar?" tanyanya lagi.<br />"Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru,"<br />hiburku.<br />Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup<br />membelakangiku.<br />"Ngapain sih Andi?" tanya Laura.<br />"Udah tunggu aja!" jawabku.<br />Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk<br />pantat yang montok itu.<br />"Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?"<br />"Ah, tidak kok, entar juga enak."<br />Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang<br />kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia<br />menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya.<br /><br />"Sabar yah Sayang! entar juga enak!" hiburku sambil terus<br />memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di<br />dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas<br />belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai<br />mengikuti irama genjotanku. "Ahh terus.. Andhi.. udah enak<br />kok.." ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa<br />pantatnya, maniku hendak keluar lagi. "Keluarin di dalam aja<br />yah Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab, "Ah tidak usah biar<br />aku isep aja lagi, habis enak sih," jawabnya. Lalu aku<br />mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung<br />dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah,<br />"Crot.. crot.. crot.." maniku keluar di dalam mulut Laura dan<br />dia menelannya. Gila perasaanku seperti sudah terbang ke<br />langit ke-7.<br />"Gimana rasanya?" tanyaku.<br />"Ahh asin tapi enak juga sih," sambil masih membersihkan mani<br />di kemaluanku dengan bibirnya.<br /><br />Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku<br />sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam.<br />Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran<br />Panakukang Mas. Laura tidak turun tepat di depan karena takut<br />dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu<br />langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya.<br />Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun.<br />"Kapan-kapan main lagi yach Andhi!" ucapnya sebelum turun dari<br />mobilku. Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun<br />berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas<br />melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah<br />ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan<br />masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat<br />kejadian itu sehingga aku dapat memberinya "jatah" di toilet<br />sekolah. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-71965475162374901552006-12-23T23:00:00.001-08:002006-12-23T23:00:46.994-08:00Akibat Hujan Angin<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(90, 90, 135);">Sebelumnya saya akan memberitahu bahwa cerita ini terjadi<br />sebelum saya mengenal lebih dalam soal internet. Hanya luarnya<br />saja. Ketika itu saya masih kursus di sebuah lembaga sebut<br />saja ITK (bukan universitas). Saat itu saya masih belum begitu<br />kenal dengan internet, dan saya masih dalam taraf pemula dan<br />baru sampai dalam soal hardware. Sejak berkenalan dengan<br />seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet. Dan<br />saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya<br />berada di sana. Semakin lama saya suka sekali ber-chatting ria<br />sampai suka lupa waktu dan pulang malam hari.<br /><br />Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet<br />mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Setelah<br />selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan<br />deras mengguyur seisi kota disertai angin. Pada saat saya<br />membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang<br />gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena<br />kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih<br />dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek. Dari balik<br />kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah<br />muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali<br />ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan<br />saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang<br />pada dua gadis itu. Semakin lama saya lihat saya tidak bisa<br />konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya<br />mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih<br />mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas<br />akibat baju yang basah.<br /><br />Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Para penjaga<br />warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera<br />menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu<br />dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga<br />sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang. Sedangkan saya<br />masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak<br />bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa<br />motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah<br />membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih<br />deras. Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak<br />warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah<br />penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak<br />gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang<br />terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak<br />bisa pulang.<br /><br />Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa<br />menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di<br />atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa.<br />Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya<br />mengetahui nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni<br />(baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh<br />seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari<br />para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik<br />warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata<br />masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi<br />menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala<br />sampai besok pagi.<br /><br />Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami.<br />"Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan,<br />sekalian nemenin Mbak ya.." kata cewek yang punya nama Riyas<br />ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door.<br />"Saya bantu Mbak," kataku.<br />"Oh, nggak usah repot-repot.." jawabnya. Tapi aku tetap<br />membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Setelah<br />selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda<br />aku bisa lihat.<br />"Ditutup saja Dik, dingin di sini.." kata Riyas, dan aku<br />menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku,<br />otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga<br />cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa<br />orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di<br />dalam. Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan<br />mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu<br />akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara.<br />"Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju.." kata Riyas.<br /><br />Aku bertanya dengan nada menyelidik, "Mbak tinggal di sini<br />ya?"<br />"Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian<br />baterai lampu sudah mau habis, ya.." katanya.<br /><br />Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu terdapat<br />di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk<br />warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat<br />penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas. Menaiki tangga ke<br />lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita<br />apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa<br />berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami<br />disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan<br />menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan<br />menunggu dia mandi.<br /><br />Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat<br />kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan<br />17Thn (ketika itu masih 17tahun.zip), aku menduga ini adalah<br />permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang<br />membuat adikku berdiri. Tuti dan Erni pun agak malu melihat<br />cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah<br />mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka<br />tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa<br />terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah<br />selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa<br />merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Erni pun<br />mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil<br />mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam<br />celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu,<br />mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya<br />dengan alasan merasa panas, sedangkan Erni membuka kaosnya<br />dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin. Aku merasa<br />panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi<br />adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku<br />membuka baju juga.<br /><br />Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku<br />semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang<br />menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga<br />iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku<br />menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak<br />mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar. Sedangkan<br />Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku<br />kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih<br />tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di<br />tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah<br />dadanya. Erni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang<br />sudah tegang itu.<br /><br />"Ouhh.. mmhh.. yahh.." aku mulai menikmati jilatan Erni pada<br />kepala penisku. Tuti pun jongkok di depanku dan menjilat<br />telurku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan<br />mereka berdua. Kemudian Riyas keluar dari kamar dengan<br />selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku<br />supaya ada cukup tempat untuk bermain. Riyas berlutut sambil<br />membuka celana Tuti. Setelah celana Tuti lepas, dia mulai<br />menghisap vagina Tuti. "Ooohh.. Ssshh.. ahh.." Tuti mendesah.<br />Tak lama kemudian Tuti membalikkan tubuhnya dan sekarang<br />posisi Riyas dan Tuti menjadi "69". Aku pun sudah tak tahan<br />lagi, segera kuangkat Erni dan membaringkannya di lantai dan<br />membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap<br />vagina yang sedang merah itu. "Auuhh.. Ooohh.. Sayang.."<br />desahan Erni semakin membuatku bernafsu.<br /><br />Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan<br />mulai menusukkan secara perlahan. Erni merasa kesakitan dan<br />mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk<br />kepalanya itu. Selang agak lama Erni mulai menarik pinggangku<br />agar memasukkan penis ke vaginanya, setelah masuk semua aku<br />menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara<br />perlahan-lahan. "Ahh.. ayo Sayang.. ohh.. cepat.." Aku pun<br />mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Tuti dan<br />Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. "Auuhh..<br />oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh.." desahan Erni berubah<br />menjadi teriakan histeris penuh nafsu.<br /><br />Tak lama kemudian Erni mencapai orgasme, tapi aku terus<br />menusukkan penis ke arah vagina Erni. "Gantian donk, aku juga<br />pingin nih.." kata Tuti sambil menciumi bibir Erni. Aku pun<br />menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Tuti setelah dia<br />telentang. Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali<br />dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami<br />orgasme bersama Riyas. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di<br />lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh<br />Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku<br />merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. "Aahh.." suara<br />yang keluar dari mulutku dan Tuti. Akhirnya kami berempat<br />tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu<br />aku tidak pernah bertemu dengan Tuti dan Erni. Riyas sekarang<br />sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku<br />masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu<br />lagi karena sudah ada sambungan internet di rumahku.<br /><br />TAMAT </span> </p> <p> </p> <p class="MsoNormal"><!--[if !supportEmptyParas]--> <!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-88450348447600964712006-12-23T22:59:00.000-08:002006-12-23T23:00:01.149-08:00Tubuh mungil Susan<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(102, 102, 153);">Gue punya kenalan anak UKI fakultas str, namanya Susan.<br />Anaknya mungil, kulitnya putih bersih dan mulus, maklum anak<br />keturunan negeri seberang. Sedang gue sendiri kuliah di<br />fakultas kdktr, UKI juga .<br /><br />Suatu waktu, gue jemput Susan dari kuliahnya untuk pulang.<br />Sesampainya di rumah Susan di bilangan Cpk Pt, dia ngajak gue<br />masuk dulu karena katanya rumahnya kosong sampai besok siang.<br />Gue pun masuk dan duduk di sofa ruang tamunya. Setelah menutup<br />pintu depan, dia masuk kamarnya untuk mandi dan ganti baju.<br /><br />Nggak lama dia datang dengan baju kaos dan rok pendek sambil<br />membawa dua minuman dan duduk disamping gue. Buset, gue bisa<br />mencium harum tubuhnya dengan jelas. Dan terus terang<br />tiba-tiba gue terangsang dan mulai membayangkan keindahan<br />tubuh Susan bila tanpa busana. Nggak sadar, gue lama menatap<br />tubuh segarnya dan membuat Susan bingung.<br /><br />"Kenapa sih Ben?" tanyanya. Gue cepat-cepat sadar dari lamunan<br />erotis gue. "Nggak..., lo keliatan laen dari biasanya." "Lain<br />apanya Ben..?" sambil menumpangkan salah satu kakinya ke kaki<br />satunya. Buset.. itu paha putih banget. Birahi gue pun tambah<br />terangkat. Pikiran erotis gue mulai bergelora lagi,<br />menghayalkan seandainya gue bisa meraba-raba kemulusan<br />pahanya.<br /><br />"Heh..!"katanya sambil tertawa dan menepuk bahu gue, lalu<br />"Ngeliat apaan hayo, ngeres deh lo!" Gue cuma bisa nyengir<br />aja. "San, panas ya disini?" sambil gue mengambil saputangan<br />di kantong celana. "Iya yah, lo udah mulai keringetan begini."<br />Tiba-tiba aja dia ngelapkeringet di dahi gue pake tisunya.<br /><br />Dalam keadaan berdekatan kayak gini, gue punya inisiatif untuk<br />memeluk dan menciumnya. Dan bener deh,...kejadian deh... Susan<br />sudah berada dalam pelukan gue, dan bibirnya sudah dalam<br />lumatan bibir gue. Dia sama sekali tidak berontak dan mulai<br />memejamkan matanya menikmati percumbuan ini. Tangannya<br />perlahan berganti posisi menjadi memeluk leher gue. Tangan gue<br />yang tadinya memegang pinggulnya, turun perlahan ke pangkal<br />pahanya dan akhirnya... Gue berhasil meraba merasakan betapa<br />mulus dan lembutnya paha Susan. Gue meraba naik turun sambil<br />sedikit meremasnya. Rasanya rada bangga juga gue mulai bisa<br />menyentuh bagian tubuhnya yang rada sensitif. Sedang bibir<br />kami masih saling berpagutan mesra dalam keadaan mata masih<br />terpejam. Lama-lama gue merasa kurang afdol kalau hanya meraba<br />bagian pahanya saja.<br /><br />Tangan gue mulai naik lagi. Sekarang gue kepingin banget<br />menikmati buah dadanya. Pikiran gue udah melayang jauh. Pelan<br />tapi pasti gue mengangkat baju kaosnya untuk gue buka. Dia<br />nggak nolak, dan setelah gue buka bajunya, kelihatanlah buah<br />dadanya yang masih terbungkus rapi oleh Bhnya. Gue lumat lagi<br />bibirnya sebentar sambil gue bawa tangan gue ke belakang<br />tubuhnya. Memeluk, dan akhirnya gue mencari kancing pengait<br />Bhnya untuk gue lepas. Nggak lama terlepaslah BH pembungkus<br />buah dadanya. Dan mulailah tersembul keindahan buah dadanya<br />yang putih dengan puting kecoklatan diatasnya. Buu..ssee..tt..<br />benar-benar merupakan tempat untuk berwisata yang paling indah<br />dengan pemandangan yang menakjubkan di seantero jagat. Gue<br />bertambah gregetan melihat indahnya buah dada Susan yang<br />terawat rapi selama ini.<br /><br />Akhirnya gue mulai meraba dan meremas-remas salah satu buah<br />dadanya dan kembali gue lumat bibir mungilnya. Terdengar nafas<br />Susan mulai tidak teratur. Kadang Susan menghembuskan nafas<br />dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti orang sedang<br />mendesah. Susan makin membiarkan gue menikmati tubuhnya.<br />Birahinya sudah hampir tidak tertahankan.<br /><br />Saat gue rebahkan tubuhnya di sofa dan mulut gue siap melumat<br />puting susunya, Susan menolak gue sambil mengatakan, "Ben,<br />jangan disini…dikamar gue aja!" ajaknya dan kemudian bangun,<br />mengambil baju kaos dan Bhnya di lantai dan berjalan menuju<br />kamar tidurnya. Gue ngikutin dari belakang sambil membuka baju<br />gue sendiri dan melepas kancing celana gue.<br /><br />Begitu pintu ditutup dan dikunci, gue langsung meluk Susan<br />yang sudah topless dan kembali melumat bibir mungilnya dan<br />melanjutkan meraba-raba tubuhnya sambil bersandar di tembok<br />kamarnya. Lama-lama cumbuan gue mulai beralih ke lehernya yang<br />jenjang dan menggelitik belakang telinganya. Susan mulai<br />mendesah pertanda birahinya semakin menjadi-jadi. Saking<br />gemesnya gue sama tubuh Susan, nggak lama tangan gue turun dan<br />mulai meraba dan meremas bongkahan pantatnya yang begitu<br />montoknya. Susan mulai mengerang geli. Terlebih ketika gue<br />lebih menurunkan cumbuan gue ke daerah dadanya, dan menuju<br />puncak bukit kembar yang menggelantung di dada Susan.<br /><br />Dalam posisi agak jongkok dan tangan gue memegang pinggulnya,<br />gue mulai menggerogoti puting susu Susan satu persatu yang<br />membuat Susan kadang menggelinjang geli, dan sesekali melenguh<br />geli. Gue jilat, gigit, emut dan gue isap puting susu Susan,<br />hingga Susan mulai lemas. Tangannya yang bertumpu pada dinding<br />kamar mulai mengendor.<br /><br />Perlahan tangan gue meraba kedua pahanya lagi dan rabaan mulai<br />naik menuju pangkal pahanya…. Dan gue mengaitkan beberapa jari<br />gue di celana dalamnya dan.. srreet!!! Lepas sudah celana<br />dalam Susan. Gue raba pantatnya, begitu mulus dan kenyal,<br />sekenyal buah dadanya. Dan saat rabaan gue yang berikutnya<br />hampir mencapai daerah selangkangannya..., tiba-tiba, "Ben, di<br />tempat tidur aja yuk..! Gue capek berdiri nih." Sebelum<br />membalikkan badannya, Susan memelorotkan rok mininya di<br />hadapan gue dan tersenyum manis memandang ke arah gue. Ala<br />mak, senyum itu... Bikin gue kepingin cepat-cepat<br />menggumulinya. Apalagi Susan tersenyum dalam keadaan bugil<br />alias tanpa busana. Buu..ssset khayalan gue benar-benar jadi<br />kenyataan cing..!<br /><br />Susan mendekat ke gue sebentar dan tangannya dengan lincah<br />melepas celana panjang dan celana dalam gue hingga kini bukan<br />hanya dia saja yang bugil di kamarnya. Batang kemaluan gue<br />yang tegang mengeras menandakan bahwa gue sudah siap tempur<br />kapan saja. Tinggal menunggu lampu hijau menyala.<br /><br />Lalu Susan mengambil tangan gue, menggandeng dan menarik gue<br />ke ranjangnya. Sesampainya di pinggir ranjang, Susan berbalik<br />dan mengisyaratkan agar gue tetap berdiri dan kemudian Susan<br />duduk di sisi ranjangnya. Oh buu..ssseet, Susan menggelomoh<br />batang kemaluan gue dengan rakusnya. Gila mak, lalu dia dengan<br />ganasnya pula menggigit halus, menjilat dan mengisap batang<br />kemaluan gue tanpa ada jeda sedikit pun. Kepalanya maju mundur<br />mengisapi kemaluan gue hingga terlihat jelas betapa kempot<br />pipinya. Gue berusaha mati-matian menahan ejakulasi gue agar<br />gue bisa mengimbangi permainannya. Kadang gue meringis nikmat<br />saat Susan mengeluarkan beberapa jurus pamungkasnya dalam<br />menyepong. Gila bener... uenakya kagak ketulungan cing..!!<br /><br />Ada mungkin 15 menit Susan mengisapi batang kemaluan gue, lalu<br />dia melepas mulutnya dari batang kamaluan gue dan merebahkan<br />tubuhnya telentang diatas ranjang. Gue ngerti banget maksud<br />ini cewek. Dia minta gantian gue yang aktif. Segera gue tindih<br />tubuhnya dan mulai berciuman lagi untuk beberapa lamanya, dan<br />gue mulai mengalihkan cumbuan ke buah dadanya lagi, kemudian<br />gue turun lagi mencari sesuatu yang baru di daerah<br />selangkangannya. Susan mengerti maksud gue. Dia segera<br />membuka, mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar membiarkan<br />gue membenamkan muka gue di sekitar bibir vaginanya. Kedua<br />tangan gue lingkarkan di kedua pahanya dan membuka bibir<br />vaginanya yang sudah memerah dan basah itu. Oh… buusset,<br />rupanya sewaktu dia mandi sudah bersihkan dan disabuni dengan<br />baik sehingga bau vaginanya harum. Ditambah menurut<br />pengakuannya, bahwa dia tadi meminum ramuan pengharum vagina.<br />Tanpa ba bi bu lagi, lidah gue julurkan untuk menjilati bibir<br />vaginanya dan buah kelentit yang tegang menonjol.<br /><br />Gila mak, Susan menggelinjang hebat. Tubuhnya bergetar hebat.<br />Desahannya mulai seru. Matanya terpejam merasakan geli dan<br />nikmatnya tarian lidah gue di liang sanggamanya. Kadang pula<br />Susan melenguh, merintih, bahkan berteriak kecil menikmati<br />gelitik lidah gue. Terlebih ketika gue julurkan lidah gue<br />lebih dalam masuk ke laing vaginanya sambil menggeser-geser ke<br />kelentitnya. Dan bibir gue melumat bibir vaginanya seperti<br />orang sedang berciuman. Vaginanya mulai berdenyut hebat,<br />hidungnya mulai kembang kempis,dan akhirnya..<br /><br />"Ben.. ohh.. Ben.. udahh.. entot gue Ben..!!" Susan mulai<br />memohon kepada gue untuk segera mengentotinya. Gue bangun dari<br />daerah selangkangannya dan mulai mengatur posisi diatas<br />tubuhnya dan menindihnya sambil memasukkan batang kemaluan gue<br />kedalam lorong vaginanya perlahan. Dan akhirnya gue genjot<br />vagina Susan yang masih perawan itu secara perlahan dan<br />jantan. Masih sempit, tapi remasan liangnya membuat gue tambah<br />penasaran dan ketagihan.<br /><br />Akhirnya gue sampai pada posisi paling dalam, lalu perlahan<br />gue tarik lagi. Pelan, dan lama kelamaan gue percepat gerakan<br />tersebut. Kemudian posisi demi posisi gue coba bareng Susan.<br /><br />Gue sudah nggak sadar berada dimana. Yang gue tahu semuanya<br />sangat indah. Rasanya gue seperti melayang terbang tinggi<br />bersama Susan. Yang gue tahu, terakhir kali tubuh gue dan<br />tubuh Susan mengejang hebat. Keringat membasahi tubuh gue dan<br />tubuhnya. Nafas kami sudah saling memburu. Gue ngerasa ada<br />sesuatu yang memuncrat banyak banget dari batang kemaluan gue<br />sewaktu barang gue masih di dalam kehangatan liang sanggama<br />Susan. Habis itu gue nggak tahu apa lagi.<br /><br />Sebelum gue tertidur gue sempet ngelihat jam. Alamak..! dua<br />setengah jam… Waktu gue sadar besoknya, Susan masih tertidur<br />pulas disamping gue, masih tanpa busana dengan tubuh masih<br />seindah sebelum gue bersenggama dengannya. Sambil<br />memandanginya, dalam hati gue, gue berkata, "Akhirnya gue bisa<br />juga ngelampiasin nafsu yang gue pendam selama ini.<br /><br />Thank's banget "San..., kalo nggak ada lo, gue kagak tau deh<br />kemana gue bawa nafsu gue ini..." Gue kecup keningnya, lalu<br />gue segera berpakaian dan siap cabut dari rumah Susan setelah<br />gue lihat jam di mejanya, mengingatkan gue bahwa sebentar lagi<br />keluarganya bakal datang. Gue kagak mau konyol kepergok lagi<br />bugil berduaan bareng dia. Apalagi masih ada noda darah<br />perawan di sprei tempat tidurnya. Gue bangunin dia dan berkata<br />bahwa lain kali sebaiknya kita main di villa gue, di Bogor,<br />aja dengan alasan lebih aman dan bebas.<br /><br /><br />TAMAT </span></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-42339391948272895222006-12-23T22:58:00.000-08:002006-12-23T22:59:16.668-08:00Tante Nita Sayang !!<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Tahoma; color: rgb(0, 51, 102);">Apa yang akan kuceritakan ini terjadi beberapa tahun yang lalu, sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yang terlibat.<br /><br />Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah "hunting" yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama.<br /><br />Bapak kosku, Om Rahmat adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Nita, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Nita cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Nita rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.<br /><br />Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Rahmat agak jarang di rumah. Tapi Tante Nita cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Nita akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Nita....<br /><br />"Doni, kamu masih ada kuliah hari ini?", tanya Tante Nita suatu hari.<br />"Enggak tante..."<br />"Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?"<br />"Oh, bisa tante..."<br /><br />Tante Nita tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Nita. Di sepanjang jalan Tante Nita banyak mengeluh tentang Om Rahmat yang semakin jarang di rumah.<br /><br />"Om Rahmat itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana..."<br />"Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga," kataku mencoba menghibur.<br />"Ah..Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om."<br /><br />Tiba-tiba tangan Tante Nita menyentuh paha kiriku dengan lembut,<br />"Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki... tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli."<br /><br />Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Nita menatapku dengan tersenyum. Tante Nita terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Nita tersinggung atau disangka kurang ajar.<br /><br />Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Nita tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.<br /><br />"Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir... kamu bisa tolong pijitin tante khan?" katanya sambil menutup pintu mobil.<br />"Iya... sedikit-sedikit bisa tante," kataku sambil mengangguk. Aku mulai merasa Tante Nita menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.<br /><br />Setelah sampai di rumah, Tante Nita langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Nita langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Nita sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.<br /><br />"Doni sayang... tolong ambilkan handuk dong..." nada suara Tante Nita mulai manja.<br /><br />Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Nita secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Nita sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Nita dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Nita hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.<br /><br />"Nah, sekarang kamu pijitin tante ya... ini pakai body-lotion..." katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Nita dan mulai memijit daerah punggungnya.<br /><br />"Tante, bagian mana yang sakit..." tanyaku berlagak polos.<br />"Semuanya sayang... semuanya... dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho...nanti Doni pijit ya..." kata Tante Nita sambil tersenyum nakal.<br /><br />Aku terus memijit punggung Tante Nita, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Nita dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat... dan yang paling penting ikuti saja naluri...<br /><br />"Tante sayang..., tali BH-nya boleh kubuka?" kataku sambil mengelus pundaknya. Tante Nita menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Nita sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya... ahh lembut dan empuk. Tante Nita bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Nita dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa... Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Nita.<br /><br />Sekarang tubuh Tante Nita tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun... sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku.<br /><br />Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Nita mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.<br /><br />"Mmhh... Doni... kamu nakal ya..." katanya.<br />"Tapi tante suka khan...?"<br />"Mmhh.. terusin Don... terusin... tante suka sekali."<br /><br />Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Nita. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Nita.<br /><br />Kukecup leher Tante Nita dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Nita pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.<br /><br />"Tante seksi sekali..." kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah.<br />"Ah.. bisa aja kamu merayu tante... kamu juga seksi lho Don... lihat tuh burungmu sudah siap tempur... ayo jangan bengong gitu... terusin pijat seluruh badan tante....," kata Tante Nita sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas.<br /><br />Aku mulai menjilati payudara Tante Nita sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Nita tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku.<br /><br />Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Nita seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Nita. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Nita yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Nita. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah. "Mmhhh.. aahhh" desahan nikmat keluar dari mulut Tante Nita saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Nita terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya.<br /><br />"Aduuh.. Donii... enak sekali sayang... iya sayang... yang itu enak.. emmhh .. terus sayang... pelan-pelan sayang... iya... gitu sayang... terus.. aduuh.. aahh... mmhh.." katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Nita mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.<br /><br />"Doni.. Tante mau keluaar... aah.. uuh..aahh...oooh.... adduuh... sayaaang... Doniiii.... terus jilat itu Don... teruus... aduuuh... aduuuh...tante keluaaar..." bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya. Beberapa saat tubuh Tante Nita meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.<br /><br />"Doni.. enak banget.... sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini..." katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Nita, kubelai rambut Tante Nita lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Nita sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.<br /><br />"Doni sayang... sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya..." katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya... tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Nita mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Nita sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Nita. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali....<br /><br />"Tante... Doni pengen masukin ke punya tante... " kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Nita mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya. "Terserah Doni sayang... keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante... tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini...."<br /><br />Perlahan kurebahkan Tante Nita disebelahku, Tante Nita langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Nita yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu.... Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Nita mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, "Doni sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap..."<br /><br />Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Nita menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum.....<br /><br />"Ini pengalaman pertama ya Don...."<br />"Iya tante...." jawabku malu-malu.<br />"Tenang aja... nggak usah buru-buru... tante bantu..." katanya sambil memegang penisku. Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan...masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah.... sensasinya sungguh luar biasa.<br /><br />Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Nita, aah.. nikmatnya. "Aaahh...Donii.. eemh..." Tante Nita berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 40 tahun vagina Tante Nita masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya.... Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Nita juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar....<br /><br />Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa... maklumlah ini pengalaman pertamaku... kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.<br /><br />"Tante...Doni sudah hampir keluar.... aaah...uuh..." kataku berusaha keras menahan diri.<br />"Terusin aja Don... kita barengan yaa.... tante juga udah mau keluar... aahh... Doni... tusuk yang kuat Don... tusuk sampai ujung sayang... mmhh...."<br /><br />Kata-kata Tante Nita membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.<br /><br />"Aduuh...Doni udah nggak tahan lagi..." aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Nita. Sementara itu Tante Nita juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua.<br /><br />"Ayoo Don... tante juga mau...ahhhh...ahhh kamu ganas sekali....... aaaahhh.... Doniii.... sekarang Don.... keluarin sekarang Don... tante udah nggak tahan...mmmhhh".<br />Tante Nita juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.<br /><br />Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat...<br /><br />"Tante...aaaa...aaaagh....Doni keluaaaar.....aagh.." aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Nita. Bersamaan dengan itu Tante Nitapun mengalami puncak orgasmenya,<br />"Doniii.... aduuuh......tante jugaa....aaaah... I'm cumming honey... aaaahh.....aah...."<br /><br />Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Nita. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa.... aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya. Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Nita yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Nita.<br /><br />Tak lama kemudian Tante Nita membuka matanya dan tersenyum padaku,<br />"Gimana sayang...enak?" katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.<br /><br />"Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali "making-love". Soalnya waktu "fore-play" tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don...?"<br /><br />Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Nita membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Nita dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.<br /><br />"Sudah siap lagi sayang...? Sekarang tante mau di atas ya...?" katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Nita yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Nita duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.<br />"Aahh...Doni... penismu sampai ke ujung... uuh.... mmhh... aahhh" katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Nita perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Nita terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Nita. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Nita makin bergairah. Gerakan Tante Nita makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya... seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol...<br /><br />"Doni... tante sudah mau keluar lagi.... aaah... mmmhh.. uuuughhh..."<br />"Ayoo tante... Doni juga udah nggak tahan..."<br /><br />Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Nita menekan seluruh berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan... Tangan Tante Nita mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Nita merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Nita karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar... Tante Nita seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.<br /><br />Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Nita, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang "horny" dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Nita dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Nita pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Nita yang "horny", dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta.<br /><br />Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Nita tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Rahmat pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Nita justru mengharapkan Om Rahmat sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Nita.<br /><br />Pernah suatu malam setelah Om Rahmat berangkat keluar kota, Tante Nita masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Nita sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Nita baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Nita belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Nita menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah.<br />"Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang....." katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.<br /><br />Karena aku rasa Tante Nita sudah sangat "horny", tanpa banyak basa-basi dan "foreplay" lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Nita dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Nita diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Nita membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Nita diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Nita entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Nita hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Nita.<br /><br />Petualanganku dengan Tante Nita berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Rahmat mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Nita yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima.<br /><br /><br />TAMAT</span></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-54779296817819390122006-12-23T22:48:00.000-08:002006-12-23T22:57:04.520-08:00Seminggu Bersama Tante<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(102, 102, 153);">Sore itu, Aku ( sebut aja Adam ) jalan ke sebuah mal untuk<br />beli baju. Sesampainya di counter pakaian, Aku memilih - milih<br />baju, setelah mendapatkan baju yang kuinginkan, Aku menuju ke<br />kasir.<br /><br />Disaat hendak membayar ke kasir, tiba-tiba ada suara wanita<br />dari sebelahku nyeletuk ke kasir, " Mbak, tolong sekalian<br />punya saya dihitung, biar saya yang bayar".<br /><br />Singkat aja dari kejadian itu kita kenalan, kemudian Aku<br />diajak tante Ana makan di salah satu satu kafe di mal itu.<br />Setelah makan, Aku diajak Tante Ana ke rumahnya yang mewah,<br />sesampainya di dalam rumah Aku dipersilahkan duduk. Adam,<br />tante mandi dulu ya.... silahkan tante jawabku.<br /><br />Sekitar 5 menit ada suara dari arah kamar mandi memanggilku,<br />yang tak lain adalah Tante Ana. Adam, tolong kesini..... Tante<br />mau minta tolong. Ada apa Tante? Tanyaku. Ini Adam, Tante<br />tolong dilulurin... sambil memberikan lulur scrub kepadaku.<br />Pertama kululurin bagian punggungnya dan sambil kupijit.<br />ehhmmm ..... enak sekali Adam pijatanmu,<br /><br />Kemudian Tante Ana membalikkan badannya, kemudian pemandangan<br />yang indah ternyata muncul juga. kulihat buah dada Tante Ana<br />yang putih dan montok tepat di depanku. Tanpa pikir panjang<br />lagi, langsung kuhampiri susu Tante Ana yang putih dan montok<br />itu dan langsung kujilati.<br /><br />Ooohhh.... enaaakkk sayang. Terus kujilati sampai ke bawah dan<br />sesampainya di lubang kenikmatan, langsung kujilati vagina<br />Tante Ana, dan terlihat itil Tante Ana yang udah memerah.<br /><br />"Oouuhhh....... sayaangggku, teruskan sayang... nikmat sekali<br />rasanya" kata Tante Ana sambil memegangi kepalaku dan<br />menggeliat - geliat keenakan.<br />Setelah itu gantian Aku yang dilahap habis oleh Tante Ana,<br />dijilatinya seluruh tubuhku dari atas sampai bawah, baik pada<br />bagian depan maupun belakang. Sesampainya di penisku, Tante<br />Ana bilang<br />"Wow.... besar sekali sayang, pasti enak nich, untuk Tante<br />ya".<br />Setelah itu dipegangnya penisku, lalu dimasukkannya ke dalam<br />mulut, lalu di kulumnya dengan semangat, selain itu<br />dijilatinya juga anusku sampai basah.<br />"Ouuucchhhhh..... oooohhhhhh.... ohhhhh....<br />enaaakk tanteee...." Dan " jrooottt... jroott.... jrrooottt,<br />keluarlah air maniku di dalam mulut Tante Ana, dan disedotnya<br />terus air maniku sampai habis.<br /><br />"Ehhmmm.... segar sekali air manimu sayang, kata Tante Ana<br />sambil terus menyedot penisku sampai penisku tegang lagi. Para<br />pembaca bisa membayangkan, gimana rasanya setelah keluar air<br />mani, masih terus disedot sampai penis tegang lagi. Ehhmmm..<br />pasti sungguh nikmat khan. Setelah itu, dipegang dan<br />diarahkannya penisku ke lubang vagina Tante Ana.<br />"Ayo sayanggg.... cepat masukkan sayanggg, Tante udah nggak<br />tahan nich...."<br />Langsung aja kumasukkan penisku yang udah menegang sejak tadi.<br /><br />Oohhh.... eennaakk sayaanngg....... teruss sayaanngg.....<br />oohhhhh..... ooohhhh.<br />Kugenjot terus penisku di dalam vagina Tante Ana, sampai Tante<br />Ana kelonjotan. Setelah kugenjot sekitar 10 menit, Tante Ana<br />mendesah<br />"Ooouucchhhh sssaayang.. tante mau keluar nih... terus<br />saayangg..."<br />Kugenjot terus dan diimbangi dengan goyangan pinggul Tante Ana<br />yang membuat Aku pingin keluar juga.<br /><br />Dan " Jrrooottt..... jroottt... jroottt.....<br />Ternyata Tante Ana udah keluar, dan kurasakan banjir di dalam<br />vagina Tante Ana, sekarang vagina Tante Ana semakin basah dan<br />licin. Genjotanku semakin kupercepat dan Tante Ana juga<br />mempercepat goyangannya.<br /><br />"Terus sayang..... enak sayang.....<br />oohhhh....oohhhhh...ooohhhhh..." dan jrroootttt....jrroottt...<br />jrrootttt kita berdua keluar bersamaan.<br />"Ohhhh.... nikmat sekali sayang, kamu benar - benar hebat<br />sayang", kata Tante Ana, dan Tante juga hebat jawabku, lalu<br />kita berdua tertidur pulas sampai pagi dengan posisi penisku<br />masih di dalam vagina Tante ana. Lalu pagi harinya kita berdua<br />bangun dan langsung mandi bersama. Setelah itu kita pergi ke<br />mal, sesampainya di mal kita makan lalu diteruskan shopping.<br />Kegiatan seperti ini berlangsung terus sampai satu minggu<br />lamanya. Selama satu minggu itu juga, segala kebutuhanku<br />ditanggung oleh Tante Ana. Setelah 1 minggu bersama, kita<br />berdua harus pisah karena Tante Ana harus mengurusi bisnisnya<br />yang ada di london. Makasih Tante Ana, atas kasih sayang dan<br />perhatianmu selama satu minggu itu.<br /><br />TAMAT </span></p> <p> </p><p class="MsoNormal"><br /><!--[endif]--><o:p></o:p></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8617981197401328066.post-41277534696374673962006-12-23T22:43:00.000-08:002006-12-23T22:48:05.267-08:00Adikku Pembobolku<p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(102, 102, 153);">Adikku Pembobolku<br /><br />Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai<br />satu anak lelaki.. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman<br />tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri.<br /><br />Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22<br />tahun dan adikku berusia 18 tahun.<br /><br />Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut<br />suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua<br />kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat<br />badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian<br />pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku<br />yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang<br />berjalan keluar rumah.<br /><br />Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia<br />adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah<br />2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan<br />petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap…..<br /><br />Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting,<br />tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami<br />menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara<br />swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa<br />menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik<br />melakukannya.<br /><br />Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan<br />belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak<br />dibelai rasanya tersiksa sekali... entah kenapa aku jadi<br />ketagihan... Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan<br />tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba<br />payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku<br />orgasme.<br /><br />Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini<br />adikku John sering mengintip aku... ini aku ketahui setelah<br />dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya<br />sendiri.<br /><br />Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke<br />supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak<br />maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai<br />celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya<br />naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku,<br />sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya<br />500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan<br />sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol<br />adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku<br />membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.<br />Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan<br />dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang<br />sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.<br /><br />Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan<br />tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku<br />berusaha bersikap biasa.<br /><br />Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku...<br />Aku sangat terangsang sekali... dia meraba dan membelai-belai<br />tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana<br />dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan<br />kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku<br />sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan<br />keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk<br />tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta<br />tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung<br />menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku<br />ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku<br />lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku<br />melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai<br />pakaiannya dan pamit pulang.<br /><br />Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan<br />teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang<br />sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya,<br />tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.<br /><br />Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku<br />berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku<br />menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga<br />bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan<br />setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika<br />kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin<br />merasakan tubuhku juga... dia menjawab:<br /><br />"Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga<br />lelaki" aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku<br />berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak,<br />"emang adik pernah nyobain cewe?" dia bilang "ya, belum<br />kak".... itulah percakapan awal bencana itu.<br /><br />Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau<br />merindukan belaiannya... lalu aku mulai meraba-raba tubuhku<br />sendiri... tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku<br />inginkan... sekilas aku membayangkan adikku... lalu aku<br />memutuskan untuk mengintip ke kamarnya... Malam itu aku<br />mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari<br />lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget<br />sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana<br />dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani,<br />aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku,<br />gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku... Dan<br />yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan<br />namaku... Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan<br />marah... aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa<br />yang baru saja aku saksikan.<br /><br />Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan<br />adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi<br />pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia<br />sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami<br />langsung bercumbu... saling cium saling hisap dan<br />perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya<br />kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya,<br />aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya...<br />sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan<br />terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan<br />mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.<br />"Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya" lalu dia mula<br />menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya<br />mencari-cari lubang memekku... begitu unjung kontolnya nempel<br />dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah<br />langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku...<br />"Ohhhhh..." katanya.<br /><br />Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi<br />ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku<br />masih sangat tinggi.<br />"Puaskan aku dong... aku kan belum..." rengekku tanpa<br />malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku...<br />"Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca" katanya<br />tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan<br />kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah<br />ketika keluar dari rumahnya.<br /><br />Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku<br />untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali<br />lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai<br />setiap orang di bis.<br /><br />Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke<br />sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung<br />menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan<br />libidoku dengan cara berolah raga.<br /><br />Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai<br />berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club<br />tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar<br />denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang "kak, baju<br />renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga<br />keluar, percuma sauna"<br /><br />"Abis pake apa" timpalku, "aku ngga punya baju lagi"<br /><br />"Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka"<br />katanya<br /><br />Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan<br />menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku<br />memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku<br />tadi... Tapi "ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku<br />telanjang juga".<br /><br />Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang<br />sangat berani... kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku<br />pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya<br />sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat<br />segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku... adikku<br />terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku<br />sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku<br />onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala<br />kontolnya muncul diatas celana renangnya.<br /><br />Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke<br />bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku<br />melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi<br />pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.<br /><br />Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku<br />memulainya dengan berkata:<br /><br />"Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu"<br /><br />"Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe<br />bahenol" katanya<br /><br />"Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik" kataku<br />lebih berani<br /><br />"Iya yah..." katanya sambil berdiri dan membuka celananya...<br /><br />Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku<br />melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.<br /><br />Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke<br />tempatnya.<br /><br />"Kenapa dimatiin" kataku<br /><br />"Udah cukup panas kak" katanya<br /><br />Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali<br />duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba<br />cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding<br />memekku, apalagi melihat kontol adikku.<br /><br />Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak<br />keluar, tapi adikku malah mencegahku "nanti kak".<br /><br />"Kan udah saunanya " timpalku, aku sangat kaget dia berada<br />tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara<br />takut dan ingin.<br /><br />"Kakak udah pernah gituan belum kak" kata adikku<br /><br />"Belum" kataku, "emang kamu udah..?" lanjutku<br /><br />"Belum juga kak, tapi pengen nyoba" katanya<br /><br />"Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya" kataku berbalik<br />kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku<br />memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku<br />yang besar menempel di kontolnya.<br /><br />Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah<br />adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan<br />menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup<br />G-string.<br /><br />"Oh kak.... bahenol sekali, aku pengen nyobain kak" katanya<br />dengan nafas memburu.<br /><br />"Aw... dik ngapain kamu" timpalku tanpa berusaha merubah<br />posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.<br /><br />"Pengen ngentot kakak" katanya kasar sambil menekan batangnya<br />kepantatku.<br /><br />Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, "Aku kan<br />kakakm John, inget dong"<br /><br />Adikku tetap memegang pinggulku "tolong kak.. asal nempel<br />aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget"<br /><br />"Tolong kak," katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau<br />kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak".<br /><br />Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan<br />tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca,<br />libidoku tambah naik..<br />"Persetan dengan pacar brengsek" batinku.<br /><br />"Jangan disini" pintaku.<br /><br />"Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit" katanya meremas<br />pinggulku.<br /><br />"Kakak belum siap" kataku.<br /><br />"Kakak nungging aja, nanti aku panasin" katanya.<br /><br />Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang<br />grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia<br />membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di<br />belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat<br />memeku dari belakang...<br /><br />"Oh... ngapain kamu dik..." kataku tanpa melarangnya.<br /><br />Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari<br />belakang.. ohhhh... gila pikirku... enak banget, pacarku saja<br />ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus<br />menjilati memekku<br /><br />"Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana" rintihku... Tanpa<br />menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas<br />bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan<br />bagian dalam memekku gatal sekali...<br /><br />Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..<br />"Udah panas kak" katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan<br />memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….<br /><br />"udah...." kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah<br />adikku...<br /><br />"Jangan bilang siapa-siapa yah dik" kataku.<br /><br />Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya<br />yang besar... dia kesulitan...<br /><br />"Mana lubangnya kak.." katanya.<br /><br />Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam<br />kontolnya dan menuntun ke mulut goaku...<br /><br />"Ini dik" kataku begitu tepat di depannya, "gesek-gesek aja<br />yah dik".<br /><br />"Masukin dikit aja kak" katanya menekan kontolnya.<br /><br />"aw... dik, gede banget sih" kataku, "pelan-pelan....".<br /><br />Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku<br />pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit<br />sedikit... tapi tidak sampai lepas... terus ia lakukan sampai<br />membuat aku gemas....<br /><br />"Oh.. dik.... enak.... dik.... udah yah..." kataku<br />pura-pura.....<br /><br />"Belum kak.... baru kepalanya udah enak yah...."<br /><br />"Memang bisa lebih enak...???" kataku menantang.<br /><br />Dan.... langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya<br />yang besar amblas ditelan memekku"<br /><br />Aku merasakan perih luar biasa dan "aw.... sakit dik..."<br />teriakku.<br /><br />Adikku menahan batangnya didalam memekku ....<br />"Oh...kak...nikmat banget....." dan secara perlahan dia<br />menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar<br />biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga<br />adikku...<br /><br />"Oh, kak... nikmat banget memekmu.." katanya.<br /><br />"Ssssshhhh... ia dik... enak banget" kataku.<br /><br />Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku<br />merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul<br />erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya<br />maksimum.<br /><br />"Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget..." katanya<br /><br />Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut<br />kontolnya di memekku...<br /><br />"Ma kasih kak" katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku<br />lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis.<br />Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali<br />diri.. "kenapa adikku????"<br /><br />Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas<br />perbuatannya di ruangan sauna... Aku hanya bisa berdiam<br />merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi...<br /><br />Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena<br />dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila<br />lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari<br />semalam.<br /><br />Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada<br />seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah.<br />Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.<br /><br />Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari<br />adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila<br />bersetubuh dengan adikku.<br /><br />Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan<br />adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak<br />aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.<br /><br />Demikian kisah nyataku dengan adikku.<br /><br />TAMAT </span></p>sexyhttp://www.blogger.com/profile/07704162628187402653noreply@blogger.com1